Jakarta, CNN Indonesia -- Christian Benteke tak memiliki separuh musim yang menyenangkan bersama manajer baru Liverpool, Juergen Klopp.
Semenjak Klopp menukangi
The Reds pada Oktober tahun lalu, Benteke memang minim mendapatkan kesempatan bermain. Pria kelahiran Kinshasa yang kini membela timnas Belgia itu lebih sering masuk sebagai pemain cadangan ketimbang
starter.
Hampir tiga bulan, Benteke selalu berada di bangku cadangan. Terakhir kali ia menjadi starter kala Liverpool ditekuk West Ham United 0-2 di Upton Park pada 2 Januari 2016.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah itu, Benteke selalu masuk dari pinggir lapangan di atas menit ke-65, termasuk dalam lawatan ke Southampton pada akhir pekan lalu. Bukan itu saja,
Benteke menjadi salah satu yang disorot jadi biang kekalahan itu. Benteke jadi salah satu pemain yang kena getah perasaan hati buruk Klopp akibat kalah 2-3, setelah sempat unggul 2-0 di babak pertama.
Perlakuan terhadap Benteke itu pun mendapatkan kritik dari dua mantan bintang Liga Inggris, Alan Shearer dan Danny Murphy.
"Saya mengerti bahwa dia (Benteke) bukanlah pemainnya (Klopp). Saya pikir dia tak menyukai Benteke karena dia bukanlah orang yang merekrutnya," ujar Shearer seperti dilansir
Daily Mirror.
"Saya mengerti semua itu, tetapi jika saya merupakan pemain dan dia mengkritik saya di hadapan 32 ribu suporter, saya tak akan menerimanya begitu saja."
Menurut mantan bomber Newcastle United itu, Klopp seharusnya mengutarakan kritikannya terhadap Benteke di ruang ganti, bukan di hadapan puluhan ribu suporter yang memadati Stadion Saint Mary, kandang milik Southampton.
Sementara itu Murphy menilai sikap 'meledak-ledak' Klopp di pinggir lapangan terkadang kelewatan.
"Dia (Klopp) merupakan sebuah nafas baru di Liverpool tetapi terkadang dia terlalu berlebihan di pinggir lapangan," ujar Murphy yang menjadi bagian dari kesuksesan Liverpool merengkuh lima pada 2001 silam.
Sementara itu kegagalan Liverpool memetik kemenangan di kandang Southampton akhir pekan lalu membuat ambisi tim Merseyside itu menembus zona Liga Champions semakin sulit.
Saat ini Liverpool terpaku di peringkat kesembilan klasemen sementara, masih tertinggal tujuh poin dari Manchester City yang berada di peringkat keempat.
Di sembilan laga Liga Inggris tersisa, Liverpool juga harus melakoni sejumlah laga sulit seperti menjamu Tottenham Hotspur, Sabtu (2/4), hingga derby Merseyside menghadapi Everton pada 21 April mendatang.
Liverpool juga masih harus menjamu Chelsea di Anfield, Mei mendatang, membuat jalan The Reds untuk menembus zona Liga Champions lebih terjal.
Satu-satunya harapan yang paling mungkin adalah menjuarai Liga Eropa untuk mendapatkan satu tiket Liga Champions. Opsi kedua itu pun tak begitu mudah, karena di babak perempat final Liverpool harus bertemu Borussia Dortmund.
(kid)