Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan presiden Real Madrid, Ramon Calderon, melontarkan kritik terhadap gaya pemerintahan presiden klub saat ini Florentino Perez.
Menurut Calderon, Perez telah mengubah kondisi klub yang semula dijalankan dengan menganut prinsip demokratis.
"Dulu Real Madrid adalah klub demokratis, dengan anggotanya bisa mencalonkan diri sebagai presiden. Karena itulah mereka menjadi para pemiliknya," kata Calderon seperti dikutip dari AS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi dalam beberapa tahun terakhir kami hidup di bawah kepemimpinan besi seorang diktator. Dan jika Anda tidak meminta izin Florentino Perez, maka tidak ada sesuatu pun yang bisa Anda lakukan."
Calderon juga mengkritik gaya kepemimpinan Perez yang senang menghambur-hamburkan uang untuk membeli pemain namun tanpa bisa menunjukkan prestasi yang sepadan.
"Dalam satu dekade terakhir mereka telah menghabiskan seribu juta euro dan hanya memenangi satu kali Liga Spanyol. Ini statisticnya, bukan pendapat saya. Barcelona akan senang jika Perez terus jadi presiden," ucapnya.
Calderon terpilih sebagai presiden Madrid di periode 2006 hingga 2009. Di masa-masa itu ia terkenal dengan janji-janjinya mendatangkan pemain bintang seperti Arjen Robben, Cesc Fabregas, Kaka, dan Cristiano Ronaldo.
Akan tetapi Calderon hanya mampu mendatangkan Robben.
Setelah masa kepemimpinan klub beralih tangan pada Vincente Boluda selama enam bulan, Florentino Perez terpilih untuk kedua kali sebagai presiden. Ia langsung membuat gebrakan dengan mendatangkan Cristiano Ronaldo dengan harga transfer yang saat itu tertinggi di dunia.
Perez pun memulai era bintang-bintang kedua dengan membeli sejumlah nama terkenal seperti Karim Benzema, Gareth Bale, Toni Kroos, dan James Rodriguez.
Hal ini tak luput dari kritik Calderon.
"Ia sangat senang mengumpulkan penyerang-penyerang mahal, yang didatangkan bukan dengan uangnya sendiri. Seperti halnya kebiasaan mengumpulkan stiker sepak bola," kata Calderon.
"Ia memiliki albumnya tapi tidak tahu harus menempatkan stikernya di mana."
(vws)