Jakarta, CNN Indonesia -- Leicester City menghadapi fase penting dalam mimpi mereka jadi juara Liga Inggris ini. Dalam momen kritis ini, lini belakang Leicester justru sukses menampilkan kehebatannya.
Dalam lima duel terakhir yang dijalankan oleh Leicester, 'The Foxes' berhasil mencatat empat clean sheet. Satu-satunya tim yang mampu menjebol mereka adalah West Bromwich Albion dalam duel yang berakhir dengan skor 2-2.
Di empat pertandingan lainnya, keberhasilan Kasper Schmeichel mengamankan gawangnya berarti besar bagi Leicester. Pasalnya di empat laga tersebut, Leicester mampu meraup 12 poin lewat kemenangan tipis 1-0.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut bek Leicester, Michael Fuchs, keberhasilan Leicester mencatat empat clean sheet dalam lima partai terakhir bukan hanya hasil dari kerja keras kiper dan pasukan lini belakang.
"Semua itu lantaran kerja keras seluruh pemain yang ada dalam tim ini. Manajer memang terus berusaha meningkatkan kualitas kami namun seluruh pemain yang ada di Leicester tahu bahwa mereka harus memainkan perannya di tim ini," ucap Fuchs seperti dikutip dari situs resmi klub.
Khusus untuk lini belakang, Fuchs menyebut kedekatan antar pemain menjadi salah satu kunci kekompakan mereka menghalau serangan lawan.
"Selain kami terus berusaha fokus pada duel yang dijalani dan di tiap pertarungan satu lawan satu dengan lawan, saya tetap merasa bahwa ada satu momen yang membuat kami semua di lini belakang bisa tersenyum," ucap Fuchs.
Fuchs pun memberi contoh ketika kesalahan Robert Huth dalam memberikan back pass kepada Schmeichel membuat striker lawan berhasil mencuri bola.
"Setelah itu semua orang berkata 'umpan yang bagus' dan hal itu membuat saya tertawa. Ada banyak hal lainnya yang membuat saya tersenyum dari waktu ke waktu. Itulah salah satu cerita dari performa kami di lapangan musim ini," kata Fuchs.
Bukan hanya soal kekompakan tim, Fuchs juga menilai keberhasilan Leicester juga tak lepas dari dukungan penuh suporter mereka sepanjang musim berjalan.
"Kami tak selalu unggul lebih dulu di tiap pertandingan. Kami juga terkadang tertinggal satu gol lebih dulu di laga kandang dan suporter terus menyemangati kami."
"Hal inilah yang memberikan kami tenaga ekstra untuk bangkit. Di Stadion King Power, suporter adalah pemain ke-12 kami dan selalu memberikan kekuatan besar bagi tim," ujar Fuchs.
(ptr)