Jakarta, CNN Indonesia -- Pelatih Benfica Rui Vitoria menghadapi misi sulit untuk menembus semifinal Liga Champions. Pada leg pertama perempat final Benfica kalah 0-1 dari Bayern Munich di Allianz Arena. Berlaga di kandang sendiri pada leg dua, Benfica pun harus membalikkan kemenangan atas Munich, Rabu (13/4) malam waktu setempat atau .
Namun, upaya Benfica itu tak akan mudah. Pasalnya, pendobrak paling diandalkan, Jonas tak, bisa dimainkan karena telah mengoleksi tiga kartu kuning. Lagi pula dalam tujuh pertemuan terakhir, Benfica selalu sulit mengalahkan Munich.
Sepanjang musim ini, Jonas adalah monster bagi lawan-lawan Benfica--terutama di Liga Portugal. Dari 29 pertandingan, penyerang Brasil berusia 31 tahun itu telah mencetak 30 gol. Dan, di Liga Champions, ia telah mencetak sembilan gol.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai gantinya, Vitoria berpeluang memainkan penyerang Meksiko Raul Jimenez yang selama ini kerap memulai laga dari bangku cadangan.
"Kami tidak akan duduk di sini dan menangis atas sesuatu yang tak bisa kami kontrol. Inilah satu-satunya kesempatan bagi seseorang dan siapapun yang bermain tentu akan melakukan sebuah pekerjaan besar," tukas Vitoria seperti dikutip dari
Reuters.
"Kami akan mengeluarkan sebuah tim yang kompetitif untuk menghadapi mereka [Munich] dengan pola yang seimbang, tangan demi tangan, centimeter demi centimeter," ujar Vitoria.
Tak hanya itu, Vitoria pun mengklaim akan memberikan kesemaptan bagi bek muda Victor Lindelof. Bek Swedia yang baru berusia 21 tahun itu, kata Vitoria, adalah pemain hebat yang bisa melapis tim utama. Dari 22 kali bermain untuk Benfica, 20 di antaranya diakhiri bersama kemenangan tim.
Untuk pertaruhan talenta pemain muda, Vitoria sudah membuktikannya dengan memberi debut kepada gelandang 18 tahun, Renato Sanches. Sanches kini menjadi salah satu komoditas hangat bursa transfer, dan harganya pun meningkat berlipat hingga menjadi 35 juta euro.
Namun, sekali lagi, Vitoria dan skuatnya tak akan mudah untuk menjungkirbalikkan keunggulan Munich. Apalagi jika mengacu statistik, Munich selalu lolos ke semifinal dalam empat musim terakhir.
Dan, perlu diingat pula dari sembilan pertemuan dengan Munich di fase gugur, Benfica selalu kalah.
(kid)