Kunshan, CNN Indonesia -- Tim Uber Indonesia yang dinilai masih hijau berhasil menunjukkan karakter luar biasa di laga kedua Grup C lawan Hong Kong di Kunshan, China, Senin (16/5). Terus tertinggal, Indonesia akhirnya mampu menang 3-2 di akhir pertandingan.
Indonesia kehilangan dua poin di dua nomor tunggal awal dan sukses menyamakan kedudukan lewat nomor ganda.
Meski kalah, Maria Febe Kusumastuti dan Fitriani telah menunjukkan permainan yang bagus. Kekalahan dua tunggal Indonesia ini disebabkan karena mereka tak mampu tampil lebih tenang di gim penentuan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu nomor ganda berhasil memikul beban sebagai nomor yang diandalkan untuk menyumbangkan poin. Greysia Polii/Anggia Shitta Awanda dan Rosyita Eka Sari Putri/Della Destiara mampu mengatasi tekanan yang diakibatkan kekalahan di laga sebelumnya.
"Kami sudah prediksikan laga lawan Hong Kong akan berjalan ketat. Pada awalnya saya berpikir mungkin saja kami bisa mengalahkan Hong Kong dengan skor 4-1."
"Namun bila pertandingan harus berlanjut ke penentuan di laga kelima, saya pun tak khawatir karena saya percaya Hanna Ramadini memiliki kualitas yang lebih bagus dibandingkan lawannya," tutur manajer tim Indonesia Rexy Mainaky.
Keberhasilan Indonesia mengalahkan Hong Kong membuat Indonesia sukses memastikan diri ke babak perempat final sekaligus memenuhi target minimal yang diberikan oleh PP PBSI.
Berikut rekap pertandingan Indonesia lawan Hong Kong:Maria Febe Kusumastuti vs Yip Pui YinDuel sengit terjadi antara Febe dengan Yip Pui Yin. Dalam duel yang memakan waktu 1 jam 10 menit, Febe kalah 19-21, 21-12, 18-21. Pada gim penentuan, Febe sejatinya sempat unggul 18-16 namun kemudian kehilangan lima angka beruntun.
"Di akhir tim ketiga tangan saya mulai gemetaran. Dalam duel seperti ini, siapa yang lebih tahan terhadap kesulitan yang ada, maka dia yang bakal keluar sebagai pemenang.”
"Seharusnya tadi saya lebih tenang dan tak terburu-buru saat melakukan servis tadi, sehingga bisa lebih mengambil jeda," tutur Febe.
Greysia Polii/Anggia Shitta Awanda vs Tse Ying Suet/Yuen Sin YingDalam duel ganda dadakan ini, Greysia/Anggia berhasil lebih unggul dari sang lawan. Ketenangan Greysia sukses menarik keluar potensi Anggia sebagai seorang smasher. Duet Greysia/Anggia hanya butuh 33 menit untuk mengalahkan lawan dengan skor 21-10, 21-16.
"Bermain dengan ganda yang lebih senior, saya berusaha menampilkan permainan yang terbaik. Kami tak berpikir bahwa kami turun dengan kondisi tim sudah tertinggal 0-1," ujar Anggia.
Fitriani vs Cheung Ngan YiFitriani terlihat tegang di awal gim pertama dan hal itu berpengaruh besar pada kekalahannya di gim tersebut. Masuk ke gim kedua, Fitriani tampil lebih baik dan sukses memaksakan rubber game dengan kemenangan 21-12.
Sayangnya momentum Fitriani tak bisa berlanjut di gim penentuan. Fitriani tampil kurang tenang pasca-interval gim ketiga dan kalah 16-21.
Della Destiara/Rosyita Eka Putri vs Ng Tsz Yau/Yeung Nga TingDella/Rosyita juga sempat terlihat terbebani skor 1-2 saat mereka turun di laga keempat menghadapi Yau/Ting. Della/Rosyita lebih sering tertinggal sebelum berbalik unggul usai interval. Setelah memimpin, Della/Rosyita tak tertahankan lagi menutup gim pertama dengan kemenangan 21-16.
Setelah menang di gim pertama, Della/Rosyita mampu mencapai level terbaik permainan mereka. Gim kedua pun diselesaikan dengan cepat lewat kemenangan 21-8.
"Tak bisa dimungkiri bahwa di awal pertandingan kami juga sempat tegang dan terbawa permainan lawan. Namun setelah itu kami berhasil mengembangkan ritme permainan kami sendiri dan menguasai keadaan," kata Rosyita.
Hanna Ramadini vs Ng Wing YungHanna berhasil menjawab tantangan tampil di partai penentu dengan sangat baik. Sempat gugup di awal pertandingan, Hanna mampu menekan lawan dengan permainan agresif.
Setelah menang 21-16 di gim pertama, Hanna tak lagi menemui tantangan berarti di gim kedua. Tambahan satu poin dari Hanna pun berarti tiket perempat final bagi Indonesia.
"Saya berusaha bermain semaksimal mungkin dan terus menyerang lawan," ujar Hanna.
(har)