ANALISIS

Membedah Mitos Parkir Bus Mourinho

Vetriciawizach | CNN Indonesia
Rabu, 25 Mei 2016 17:51 WIB
Menaiki bus yang dikemudikan Jose Mourinho bisa jadi cara paling aman bagi para penggemar Manchester United untuk mencapai garis finis di akhir musim.
Jose Mourinho dikenal sebagai pelatih yang senang memainkan taktik pragmatis. (REUTERS/Toby Melville)
Jakarta, CNN Indonesia -- Jose Mourinho tak pernah punya pantangan tertentu dalam memilih taktik paling tepat untuk kesebelasannya. Entah ketika melatih di FC Porto, Real Madrid, Chelsea, atau Inter Milan, manajer asal Portugal itu akan memprioritaskan kemenangan ketimbang label-label seperti filosofi sepak bola menyerang atau penguasaan bola.

Tak heran ketika ia membawa Chelsea menang pada musim 2014/2015, atau ketika membawa Inter Milan menjadi juara Liga Champions, Mourinho disebut-sebut menggunakan taktik 'parkir bus'.

Taktik itu merujuk pada penumpukan dua lapis pertahanan di area sepertiga lini belakang secara ekstrem. Kesebelasan-kesebelasan yang menggunakan strategi ini lebih sering menunggu serangan lawan dan mencari celah untuk menyerang balik secara tepat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Contoh paling sempurna skema ini adalah ketika Mourinho memimpin Inter menang 3-1 atas Barcelona di semifinal pada 2010 silam. Sepanjang pertandingan, lini pertahanan yang dikawal Walter Samuel nyaris tak pernah meninggalkan areanya -- kecuali Maicon yang difungsikan membantu serangan lewat sayap.

Lini pertahanan itu dilindungi Thiago Mota di lini tengah yang sibuk menyapu umpan dan menghalangi pergerakan Lionel Messi dan kawan-kawan. Hasilnya, Inter hanya memiliki penguasaan bola 28,8 persen namun bisa mencetak tiga gol lewat serangan balik secara cepat yang diarahkan pada Diego Milito.
Jose Mourinho membawa Inter Milan juara Liga Champions. (Shaun Botterill/Getty Images)

Kala itu bus Mourinho memang sangat sukar ditembus trisula penyerang Barca, sementara setiap serangan balik Nerazzuri kerap membuat Gerard Pique dan kawan-kawan ketar-ketir.

Uniknya, terminologi parkis bus justru berasal dari ucapan Mourinho sendiri pada 2004 silam, atau ketika ia baru datang ke Stamford Bridge untuk melatih Chelsea. Ucapan itu ia lontarkan lantaran frustrasi timnya ditahan imbang Tottenham Hotspur 0-0.

"Sebagaimana kami katakan di Portugal, mereka membawa bus dan mereka meninggalkan bus itu di depan gawang. Jika saya seorang suporter yang membayar 50 poundsterling untuk menyaksikan pertandingan ini, saya akan frustrasi karena Spurs datang hanya untuk bertahan."

Satu dekade kemudian, Mourinho sendiri yang lekat dengan label parkis bus tersebut.

Tak Selamanya Soal Parkir Bus

Perkataan Mourinho pada 2004 silam sebenarnya menunjukkan bahwa ia bukan penganut sepak bola bertahan sepenuhnya. Ia memang lebih mengutamakan hasil. Bermain cantik atau tidak hanya sekadar cara untuk mendapatkannya.

Data-data pun menunjukkan bahwa prinsip seperti itu membuat Mourinho menggoreskan rekor di Liga Inggris yang sampai sekarang sangat sukar dipatahkan.

Misalnya saja soal poin kemenangan. Pada 2004/2005, Chelsea merebut gelar juara dengan total 95 poin. Nilai ini lebih banyak ketimbang saat Arsenal memenangi Liga sebagai yang tak terkalahkan (The Invincibles).

Angka tersebut hingga saat ini masih menjadi rekor total poin tertinggi dalam satu musim. Chelsea mendapatkannya dengan merebut rekor jumlah kemenangan terbanyak yaitu 29 kali dari 38 pertandingan.

Satu musim kemudian, Chelsea pun mengulangi rekor 29 kemenangan tersebut dan juga mencatatkan rekor jumlah kemenangan terbanyak di kandang sendiri, yaitu 18 menang dari 19 pertandingan.
Jose Mourinho selalu mendapatkan perhatian kemana pun ia pindah klub. (Jasper Juinen/Getty Images)

Catatan lainnya yang setidaknya bisa membenarkan keputusan Mourinho memilih prinsip pragmatismenya adalah saat ini ia masih tercatat sebagai manajer dengan persentase kemenangan tertinggi dalam sejarah Liga Primer Inggris.

Ia memiliki rataan 2,19 poin per pertandingan dengan persentase kemenangan 66 persen. Angka ini lebih tinggi ketimbang Sir Alex Ferguson (2,16 poin), Manuel Pellegrini (2,14 poin per pertandingan), dan juga Carlo Ancelotti bersama Chelsea (2,07 per pertandingan).

Padahal Ancelotti adalah manajer yang juga mengantongi rekor impresif bersama The Blues, yaitu total gol tertinggi dalam satu musim. Rekor ini tercipta pada musim 2009/2010 ketika ia membawa Didier Drogba dan kawan-kawan mencetak 103 gol.

Dalam arti lain, gol memang tidak melulu berarti tiga poin.

Satu rekor lainnya yang membuat nama Mourinho sukar dihapuskan dalam lembaran sejarah Liga Primer Inggris adalah betapa sukarnya Chelsea ditaklukkan di kandang sendiri.

The Blues masih memegang rekor jumlah pertandingan kandang tak terkalahan secara beruntun tertinggi, yaitu 86 laga tak pernah kalah di Stamford Bridge. Rekor ini terentang sejak musim 2004 dan baru berakhir pada musim 2008. Rekor yang akan sangat sulit tertandingi oleh tim manapun.

Hal sama juga terulang di musim 2013/2014 dan 2014/2015 ketika Mourinho kembali datang ke kota London. Dari 38 laga di Stamford Bridge, Chelsea hanya pernah kalah satu kali.

Angka-angka di atas menunjukkan bahwa kesetiaan Mourinho pada prinsip pragmatis memang menjadikan dirinya salah satu manajer terbaik dalam tiga dekade ke belakang -- yang juga dibuktikan dengan gelar Liga di Inggris, Portugal, Italia, dan Spanyol serta tiga kali juara Liga Champions.

Masalah 'parkir bus' Mourinho baru menjadi persoalan ketika performa di lapangan tak menunjukkan hasil. Ketika itu terjadi maka tak ada yang bisa dinikmati para suporter di lapangan, entah itu keindahan atau kemenangan.

Bagi Manchester United yang baru saja melewati dua musim mengecewakan di bawah van Gaal, mendapatkan Mourinho dan sistem parkir busnya memang takkan membuat mereka menikmati permainan di lapangan.

Namun dengan kedatangan Pep Guardiola, Antonio Conte, Juergen Klopp dan berbagai pelatih kenamaan lainnya di musim depan, bus yang dikemudikan Mourinho terlihat menjadi satu-satunya kendaraan paling aman untuk mencapai garis finis di akhir musim kompetisi. (vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER