AC Milan Terancam Penalti Rp1,46 T Jika Gagal Jual Klub

Vetriciawizach | CNN Indonesia
Kamis, 07 Jul 2016 14:06 WIB
Pasal penalti senilai Rp1,46 triliun dimasukkan ke dalam kontrak perjanjian penjualan klub antara AC Milan dan konsorsium China.
Silvio Berlusconi akan menjual AC Milan (Giorgio Cosulich/Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- AC Milan akan terkena penalti €100 juta, atau setara Rp1,46 triliun, seandainya berubah pikiran di menit-menit akhir dan membatalkan proses penjualan klub kepada konsorsium China.  

Dikabarkan La Gazzetta dello Sports, beban itu tidak hanya ditanggung Milan, namun juga oleh konsorsium China, seandainya mereka juga berubah pikiran.

Pasal penalti itu dimasukkan ke dalam kontrak perjanjian untuk memastikan proses penjualan terjadi. Gazzetta juga melaporkan kedua pihak bergerak cepat untuk menyelesaikan negosiasi, selambat-lambatnya 12 Juli.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Konsorsium China membeli Milan dengan harga €400 juta yang akan dibayarkan pada dua hingga tahun ke depan. Ditambah utang-utang yang akan ditanggung pemilik baru Milan, maka valuasi klub mencapai €740 juta.

Pemimpin negosiasi yang mewakili pihak Milan, Sal Galatioto, mengatakan kepada Sky Sports bahwa ia berharap kesepakatan ini akan cepat terselesaikan.

"Kami harap transfer ini berakhir dengan baik. Saya tak bisa mengatakan yang lainnya," kata Galatioto. "Kapankah kami akan mengungkapkan nama investor China itu? Segera."

The Guardian melaporkan bahwa Robin Li, pendiri mesin peramban Baidu dan juga pengusaha terkaya keenam di China, memimpin konsorsium China tersebut.

Dengan lima gelar Liga Champions, AC Milan adalah satu kesebelasan tersukses di Eropa. Namun dalam beberapa tahun terakhir mereka tak punya sokongan dana untuk menyaingi beberapa klub besar lainnya seperti Manchester United, Barcelona, atau Real Madrid.

Musim lalu, Milan dilaporkan menderita kerugian hingga €93,5 juta dan dalam dua musim terakhir mengandalkan pemain-pemain muda untuk mengangkat prestasi mereka. (vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER