Jakarta, CNN Indonesia -- Pebasket profesional Indonesia, Raisa Aribatul Hamidah, menciptakan petisi untuk coba mengubah larangan bermain menggunakan hijab saat bertanding yang diterapkan Federasi Bola Basket Internasional (FIBA).
Petisi yang diunggah pebasket 26 tahun itu
diunggah di situs Change.org pada tiga hari lalu dan hingga saat ini telah ditanda-tangani oleh lebih dari lima ribu orang.
"Tidaklah mudah mempertahankan hijab sampai saat ini. Meskipun di Indonesia mayoritas (penduduknya) Muslim saya mungkin perempuan pertama yang memakai jilbab saat bermain basket," tulis Raisa, point guard Surabaya Fever, di Change.org.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya harus mengalami rintangan yang luar biasa untuk mengejar impian saya bermain basket di tingkat internasional. Saya membuat permohonan ini kepada FIBA agar menghapus larangan penggunaan hijab selama pertandingan."
Dalam petisi yang diajukan kepada presiden FIBA, Horacio Muratore, Raisa menyoroti aturan otoritas basket dunia itu terkait dengan penggunaan tutup kepala, yang dianggap dapat menyebabkan cederanya pemain lain.
Raisa mempertanyakan bukti penggunaan tutup kepala dapat menyebabkan cedera pemain lawan dan mencontohkan bagaimana dunia sepak bola sempat menguji apakah penggunaan tutup kepala bisa berpengaruh terhadap cedera pemain lawan.
Otoritas sepak bola dunia, FIFA, saat itu memutuskan untuk mencabut larangan itu pada 2012 lalu.
Aturan resmi FIBA pasal 4.4.2 menyatakan bahwa pemain tidak diperbolehkan memakai perangkat/benda yang dapat menyebabkan cedera pada pemain lain.
Menurut aturan itu, pemain memakai “tutup kepala” atau “aksesoris rambut” di pertandingan. Sedangkan ikat kepala (headband), lebarnya tidak boleh lebih dari lima sentimeter.
Aturan ini berlaku di liga atau turnamen agenda FIBA, seperti Olimpiade, Piala Dunia FIBA, AfroBasket, EuroBasket, FIBA Americas, dan agenda-agenda resmi FIBA lainnya.
(vws)