Jakarta, CNN Indonesia -- Kepergian Zlatan Ibrahimovic ke Manchester United, membuat posisi striker utama di Paris Saint Germain (PSG) lowong. Alih-alih membeli striker baru, manajer baru PSG, Unai Emery, memilih memaksimalkan stok pemain yang ia miliki untuk dicoba di posisi striker.
Ya, Emery pilih memainkan penyerang lainnya, Edinson Cavani, untuk menggantikan posisi Ibra sebagai striker. Saat bomber asal Swedia masih memperkuat Les Parisiens, cavani digeser sebagai penyerang sayap.
Posisi tersebut memang hasil kreasi pelatih PSG saat itu, Laurent Blanc. Saat masih merumput di Napoli, Cavani kerap dimainkan sebagai striker utama di tim tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan, di timnas Uruguay, Cavani juga main sebagai striker jika tidak diperkuat Luis Suarez. Emery pun mencoba mengembalikan pemain berusia 29 tahun itu sebagai striker di PSG.
Cavani pun mengaku tak terbebani menggantikan posisi Ibra sebagai striker utama PSG. "Tekanan? Tidak. Setiap pemain punya cara bermain. Saya tidak tertekan," ujar pemain berpostur 184 sentimeter itu kepada L'Equipe.
"Ini merupakan tantangan pribadi bagi saya, untuk memberikan yang terbaik dari diri saya dengan memenangkan gelar, mencetak banyak gol untuk tim dan membantu jika diperlukan."
Baginya, posisi baru ini kebalikan dari sekadar tekanan. "Ini merupakan kehormatan untuk saya menjadi penyerang PSG. Ini merupakan tantangan besar yang harus dihadapi, untuk menjadi bagian dari posisi utama di posisi depan," ungkap Cavani.
"saya akan mencoba yang terbaik dan memenuhi harapan seperti yang pernah saya coba lakukan beberapa tahun sebelumnya."
Dengan kepercayaan diri pelatih dan klub, ia berharap semuanya bisa terwujud sesuai yang diinginkan bersama. "Saya bukan yang utama dalam menyerang, tapi saya penyerang yang menjadi bagian dari investasi besar klub dan posisi saya yang selalu berganti di setiap musimnya," ujar Cavani.
Ia juga berharap dengan pendekatan gaya serangan yang lebih tajam dari Emery, sang juru taktik baru.
Apalagi, di klubnya dulu Sevilla, Emery terkenal sebagai pelatih yang paling hebat dalam menyusun serangan-serangan langsung ke pertahanan lawan. "Ia (Emery) memiliki sistem berbeda dibandingkan pelatih sebelumnya (Blanc). Dari yang saya amati sebelumnya, tim Unai (Emery) sangat menyerang, bermain langsung menyerang," tutur Cavani.
Menurut Cavani, pendekatan itu amat cocok dengan gaya bermainnya. "Setiap pelatih punya filosofinya sendiri. Kita lihat nanti seperti apa. Yang kami tahu hanyalah hasil (bagus) yang membuat kami tenang," ucapnya.
Cavani juga mengaku senang bisa memperpanjang kontrak bersama PSG. Sebelumnya, ia diboyong PSG dari Napoli dengan nilai transfer sebesar €64 juta pada 2013 lalu.
"Saya masih memiliki sisa kontrak dua tahun lagi. Klub memperlihatkan proyek kepada saya ketika mereka merekrut saya dan saya sangat menginginkan menjadi bagian dari itu," tukas Cavani.
(bac)