Jakarta, CNN Indonesia -- Wendell Lira, peraih penghargaan Puskas Award 2015, memutuskan untuk gantung sepatu demi fokus pada kariernya sebagai pemain video game.
Lira yang saat itu berkostum Goaianesia meraih Puskas Award alias pencetak gol terbaik tahun lalu lewat gol tendangan salto ke gawang Atletico-GO. Sebelum melepaskan tendangan salto, Lira lebih dulu melompat dan melakukan gerakan berputar di udara.
Gol Lira itu mengalahkan gol Alessandro Florenzi dan gol Lionel Messi dalam voting pemilihan untuk gol terbaik 2015.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sayangnya, trofi Puskas Award itu jadi satu-satunya yang paling menonjol dalam karier Lira. Selebihnya, karier Lira terhambat oleh cedera sehingga menit bermainnya terbatas.
Keputusan itulah yang kemudian mendorong Lira gantung sepatu di usia yang masih muda, 27 tahun.
"Saya selalu memiliki hasrat terhadap sepakbola, namun sebelum itu saya juga memiliki hasrat pada video game. Mereka adalah bagian dari hidup saya."
"Saya akan menunjukkan pada publik sebuah hal yang belum pernah mereka bayangkan sebelumnya," kata Lira.
Setelah pensiun, Lira bertekad menjadi juara dunia game sepakbola, FIFA. Ucapan Lira ini sendiri bukan sekadar omong kosong semata. Lira selama ini sudah meniti karier video game dan cukup berprestasi.
Lira adalah juara di Goia dan beberapa kali memimpin klasemen zona Amerika Selatan. Dia juga pernah mengalahkan juara dunia FIFA saat ini, Abdulaziz Alshehri.
"Impian saya adalah jadi juara dunia (game) FIFA, Saya ingin mendedikasikan diri saya sepenuhnya untuk meraih gelar tersebut," kata Lira.
(ptr)