Gigitan Ubur-ubur Warnai Latihan Perenang Maladewa

M. Arby Rahmat | CNN Indonesia
Sabtu, 06 Agu 2016 18:30 WIB
Perenang Maladewa harus menjalani latihan menuju Olimpiade dengan diiringi oleh gigitan ubur-ubur lantaran minimnya fasilitas latihan yang tersedia.
Ilustrasi - Perenang Maladewa harus berjuang keras selama masa latihan. (REUTERS/Vasily Fedosenko)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bagi perenang dari negara seperti Mongolia dan Maladewa, persiapan untuk tampil di Olimpiade tak semudah perenang Amerika Serikat yang didukung oleh berbagai macam sponsor dan failitas renang lengkap. Gigitan ubur-ubur jadi salah satu cerita yang mengiringi persiapan perenang Maladewa menuju Olimpiade.

Di Mongolia dan Maladewa, mencari sebuah kolam renang untuk latihan saja sudah sangat sulit. Bila pada akhirnya mereka dapat tampil di Olimpiade Rio de Janeiro 2016, maka sesungguhnya itu pun merupakan sebuah prestasi.

Sebagai gambaran perjuangannya, para perenang Maladewa misalnya, harus berlatih di Samudera India -- seringkali pada malam hari -- jauh dari ibukota, Male.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di Maladewa, kami berlatih di laut, kami tidak memiliki kolam renang."

"Kami pernah berlatih dengan sampah yang mengapung disekitaran kami. Dan terkadang ubur-ubur menyengat kami," kata perenang juara nasional Maladewa, Aminath Shajan, seperti yang dikutip dari NST Online, Jumat (5/8).

Shajan akan bertanding di nomor putri 100 meter gaya bebas. Sementara rekannya, Ibrahim Nishwan, bertanding di nomor putra 50 meter gaya bebas.

Nasib Nishwan dalam menjalani persiapan Olimpiade sedikit lebih beruntung dari Shajan. Ia berlatih dengan kolam berukuran 25 meter di tengah laut, dengan dibatasi oleh balok-balok yang mengapung.

"Kami berlatih dengan cahaya yang remang-remang di malam hari, dengan ombak dan sampah. Ketika bernafas, terkadang ada air dalam mulut Anda -- atau lebih buruk dari itu."

"Saya juga pernah melihat ikan pari dan ubur-ubur. Anda bisa saja takut. Akan tetapi ketika Anda terbiasa dengan itu, semua tak lagi jadi masalah. Lebih mudah berenang di laut yang tenang dan bersih, karena rasanya lebih ringan," kata Nishwan.

Kondisi tersebut membuat kedua perenang tersebut menyediakan waktu untuk berlatih di luar negeri untuk persiapan yang lebih baik. Shajan berlatih di Thailand dan Ibrahim di Afrika Selatan.

Berbeda dengan mereka, perenang Mongolia Batsaikhany Dulguun menjalani persiapannya untuk Olimpiade tahun ini dengan berlatih di Sungai Selenge. Sungai tersebut memiliki jarak tempuh sekitar 689 kilometer dari rumahnya, Ulaanbaatar.

Hal ini terpaksa ia lakukan lantara tak ada fasilitas yang memadai di daerah tempatnya tinggal.

"Saya hanya memiliki ikan sebagai rekan saya berlatih dan dengan berlatih di sungai saya merasa sedikit lebih dingin. Tapi tidak apa-apa. Filosofi saya selau: air adalah air." (ptr)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER