Merayakan Perbedaan di Olimpiade Rio De Janeiro

Ahmad Bachrain | CNN Indonesia
Kamis, 25 Agu 2016 09:56 WIB
Dari perbedaan suku bangsa, ras, agama, ideologi, hingga orientasi seksual, dirayakan sepanjang Olimpiade 2016 digelar di Rio de Janiero.
Ibtihaj Muhammad adalah atlet berhijap pertama dari Amerika Serikat. (REUTERS/Lucy Nicholson)
Jakarta, CNN Indonesia -- Rio de Janeiro, dikenal bukan hanya keindahannya. Kota yang diibaratkan sebagai surga yang tersempil di muka bumi ini juga terkenal sebagai tempat untuk merayakan perbedaan.

Dari perbedaan suku bangsa, ras, agama, ideologi, hingga orientasi seksual, dirayakan di Rio de Janiero. Semangat itu pula yang begitu terasa saat gelaran Olimpiade ke-31 tersebut berlangsung di kota tersebut.

Sejumlah atlet dengan bangga mengekspresikan perbedaan-perbedaan mereka di Rio de Janeiro. Para petarung medali dari berbagai negara ini sadar bahwa hanya ada satu persamaan sebagai sesama umat manusia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di olahraga voli pantai misalkan, tak ada larangan bagi atlet wanita yang mengenakan jilbab dan pakaian tertutup pada pertandingan tersebut. Contoh nyata itu bisa dilihat saat pasangan pebola voli pantai Mesir, Doaa Elghobashy dan Nada Meawad bertanding menghadapi lawannya dari Jerman.

Elghobashy yang mengenakan jilbab terlihat tak kesulitan berpartner dengan Meawad menantang Kira Walkenhorst dan partner di olahraga tersebut. Pemandangan yang kontras antara Elghobasy dengan atlet Jerman yang menggunakan bikini.

Meski pada laga itu kalah dari Jerman, Elghobasy dan Meawad telah mencetak sejarah sebagai wakil pertama dari Mesir di cabang voli pantai.

Atlet anggar wanita asal Amerika Serikat (AS), Ibtihaj Muhammad, juga menorehkan sejarah baru sebagai atlet wanita muslim pertama di Olimpiade Rio de Janeiro yang mengenakan jilbab.

Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, bahkan pernah berkomentar bahwa Muhammad harus dijadikan inspirasi bagi atlet wanita muslim AS lainnya yang ingin terjun di dunia olahraga.

Dalam Olimpiade di Rio de Janeiro, Ibtihaj sukses menyabet medali perunggu untuk AS.

Pemain rugbi wanita timnas Brasil, Isadora Cerullo, dilamar kekasih wanitanya. (David Rogers/Getty Images)

Pemandangan unik juga terjadi saat fenomena lamaran pasangan atlet homoseksual di Olimpiade 2016. Pemain rugbi wanita timnas Brasil, Isadora Cerullo, tak bisa menahan haru bahagia saat ia dilamar kekasih wanitanya, Marjorie Enya di tengah lapangan di Stadion Deodora.

Enya menyatakan cinta dan komitmen hubungannya kepada Cerullo usai laga Australia menghadapi Selandia Baru, Senin (8/8) waktu setempat.

Seperti dikutip dari Reuters, Enya yang merupakan manajer Stadion Deodoro, berjalan ke tengah lapangan, mengambil sebuah mikrofon dan melamar Cerullo. Dengan meneteskan air mata, atlet 25 tahun itu menerima lamaran Anya.

Anya awalnya tidak berencana melamar Cerullo usai pertandingan Australia melawan Selandia Baru. Itu sebabnya wanita 28 tahun itu tidak mempersiapkan cincin, dan hanya mengikat pita ke jari manis sebelah kiri Cerullo.

"Begitu saya tahu Cerullo masuk skuat Brasil, saya berpikir harus menjadikannya spesial. Olimpiade memang penting, tapi buat saya momen ini adalah untuk memulai hidup baru. Saya ingin menunjukkan kalau cinta yang menang," ujar Enya kepada BBC Sport.

Peristiwa serupa juga terjadi di cabang jalan cepat Olimpiade 2016. Seperti dilansir BBC Sport, atlet Harry Dinley dilamar kekasih prianya, Tom Bosworth.

Harry dan Bosworth merupakan pasangan ketiga yang mengesahkan hubungan mereka di Olimpiade Rio de Janeiro.

Atlet Korea Selatan dan Korea Utara selfie di Olimpiade Rio 2016. (REUTERS/Dylan Martinez)

Peristiwa unik dan penuh persahabatan juga terjadi di antara dua atlet Korea Utara dan Selatan yang berbeda ideologi saling bercengkrama usai pertandingan senam latai.

Atlet asal Korea Selatan, Lee Eun-ju tampak begitu antusias berfoto bersama dengan pesenam putri Korea Utara, Hong Un Jong.

Korut memang menjadikan ajang olahraga bergengsi dunia sebagai media diplomasi bagi mereka di mata internasional. Namun, belum ada pemandangan sebelumnya, dua atlet negara rival ini menunjukkan simbol persahabatan.

Sejumlah pihak pun khawatir nasib Hong Un jika kembali ke negaranya karena telah menunjukkan persahabatan kepada 'musuh' mereka.

Namun, pengamat Korut dan olahraga, Michael Madden, seperti dilansir BBC Sport, tidak menganggap hal itu masalah besar.

(bac)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER