Andre Agassi: Bersiap Gantung Raket Seperti Bersiap Mati

CNN | CNN Indonesia
Selasa, 06 Sep 2016 14:04 WIB
Andre Agassi sudah meninggalkan lapangan tenis sejak 20 tahun silam. Namun ia masih merasakan rasa lelah yang pernah dialaminya di kejuaraan dunia tenis.
Andre Agassi kini menjalani yayasan pendidikan bersama dengan istrinya yang juga mantan petenis wahid dunia, Steffi Graf. (Joe Scarnici/Getty Images for Lavazza/AFP)
Jakarta, CNN Indonesia -- Andre Agassi sudah meninggalkan lapangan tenis sejak 20 tahun silam. Namun menurutnya ia seolah masih merasakan rasa lelah yang pernah dialaminya saat berlaga di kejuaraan dunia tenis.

"Saya sudah 46 tahun dan kadang saya kesulitan ketika memakai sepatu di pagi hari," ujar Agassi saat meladeni wawancara CNN di Umag, Kroasia, pada Juli silam.

Di kota pesisir Kroasia tersebut Agassi hadir untuk mengikuti laga eksibisi melawan kawan lamanya, Goran Ivanisevic.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tak usah ditanyakan lagi bahwa tubuh saya sudah menua dalam bertahun-tahun ini."

Dalam pertemuan tersebut, Agassi membicarakan betapa beratnya ketika harus memutuskan gantung raket dan menjalani kehidupan sebagai seorang mantan petenis.

Transisi dari seorang atlet profesional menjadi seorang pensiunan, kata dia, tak pernah menjadi sorotan utama industri olahraga terutama dalam hal menyalurkan hasrat sang atlet.

"Ini seperti mempersiapkan diri menuju kematian," kata Agassi.

"Tak ada yang tahu apa rasanya dan tak ada yang tahu apa yang akan terjadi dan ketika itu terjadi, itulah waktunya bagi anda."

Kini, pria berkepala plontos itu memiliki hasrat baru yakni dunia pendidikan. Ia bersama istri yang juga mantan petenis perempuan nomor wahid dunia Steffi Graf membangun sebuah yayasan yang bertujuan membantu anak-anak korban trauma perang dan kekerasan.

Bersama Graff, Agassi menghabiskan hampir sepanjang waktu setiap tahunnya di Las Vegas untuk membantu dalam bidang pendidikan tersebut.

"Saya mendorong diri saya diri sejauh yang saya bisa," kata ayah dari dua anak itu.

Mengenang Masa Jaya Atlet

Seorang atlet akan lebih dikenal ketika ia dalam masa kejayaannya. Itu pun yang dialami Agassi muda ketika ia populer dengan rambut panjang, celana pendek denim, dan gerak kaki serta reflek secepat kilat.

Agassi mengatakan dia mulai mencintai dunia tenis ketika usianya menginjak 20an dan menggantung raket ketika usianya telah melewati pertengahan 30-an.

Di masa aktifnya Andre Agassi terkenal dengan rambut gondrongnya. (AFP PHOTO / JEAN-LOUP GAUTREAU)
Kini beberapa petenis wahid dunia yang masih aktif seperti Roger Federer dan Serena Williams sudah melewati pertengahan 30an. Namun Federer, 35, dan Serena yang bulan depan 35 tahun masih aktif bermain. Agassi pun tak bisa memprediksi keduanya akan pensiun cepat pada tahun ini.

"Saya tak menilai ada saat yang tepat untuk pensiun. Kenyataannya adalah atlet mempersiapkan sepertiga kehidupannya untuk karier mereka dan tidak mempersiapkan dua pertiga untuk kehidupannya," ujar Agassi.

Menurut Agassi sepanjang berkarier seorang atlet hanya fokus untuk mempersiapkan dirinya, dan juga menikmati hasil komersial. Namun setelah pensiun para atlet akan menghantam 'tembok'.

Mantan bintang baseball asal Amerika Serikat Jackie Robinson pernah berkata 'seorang atlet meninggal dua kali'. "Pertama pada hari ketika mereka memutuskan pensiun dari bermain olahraga elite."

Ada yang sukses dengan karier baru seperti mantan penyerang timnas Inggris Gary Lineker atau pun mantan juara Wimbledon Pat Cash di industri media massa. Namun, ada pula yang terpuruk seperti mantan playmaker Inggris Paul Gascoigne dan mantan juara renang dunia Ian Thorpe yang menderita depresi serta kecanduan alkohol.

Andre Agassi pun mengenang masa ketika ia memutuskan untuk gantung raket pada 2006 silam. Ia menceritakannya lagi saat peringatan 10 tahun masa pensiunnya saat gelaran AS Terbuka pada 3 September lalu.

Pada 3 September 2006, di Arthur Ashe Stadium, Agassi dikalahkan petenis Jerman Benjamin Becker di ronde ketiga AS Terbuka 2006.

"Papan skor mengatakan saya kalah hari itu, tetapi apa yang papan skor tak katakan adalah apa yang saya temukan," kata dia yang berarti itu sudah cukup untuk pensiun.

Matanya terlihat berkaca-kaca mengenang momen tersebut. Kala itu Agassi bertarung di AS Terbuka dengan derita sakit di punggung. Akibatnya di setiap laga yang dilewati dia harus disuntik obat antisakit.

"Setelah 21 tahun terakhir, saya menemukan loyalitas," ujar Agassi.

Sepanjang kariernya Agassi pernah memenenangkan medali emas Olimpiade saat digelar di Atlanta, Amerika Serikat dan delapan gelar grand slam.

(kid)
TOPIK TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER