Jakarta, CNN Indonesia -- Ketika Achmat Hassiem diserang seekor hiu, yang ada dalam pikirannya adalah ketakuan bahwa kariernya sebagai seorang kiper muda semi-profesional berakhir.
"Saya hanya melihat sirip hiu bergerak di atas air."
"Hal berikut yang saya tahu, hiu itu menerjang saya. Saya berbalik untuk melihat apa yang terjadi dan itulah saat saya melihat sebagian kaki saya sudah berada dalam mulut hiu," kata Hassiem seperti yang dikutip dari
CNN, Jumat (9/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hassiem bernasib naas hari itu. Di usianya yang menginjak 24 tahun, ia kehilangan setengah kaki kanannya. Namun hanya beberapa bulan kemudian setelah kejadian itu, Hassiem menceburkan dirinya kembali ke air dan berlatih jadi perenang kelas dunia.
"Hanya dalam beberapa bulan, saya dapat berjalan kembali. Ini benar-benar fenomenal. Dengan teknologi saat ini Anda dapat berjalan lagi walau kehilangan satu kaki."
"Saya kembali ke laut, berdiri di hadapannya, memandang jauh dan berpikir tentang diri sendiri, 'Kau tahu Achmat? Kau baru saja selamat. Kau masih hidup.'"
Hassiem, yang berlatih di Sports Science Institute of South Africa, kini menekuni renang gaya kupu-kupu 100 meter. Laki-laki asal Afrika Selatan itu bangga, dia begitu antusias menunjukkan kecintaannya kepada negaranya saat berlomba.
"Sedari muda, yang saya ingin lakukan adalah mengenakan kostum timnas hijau dan emas dari Afrika Selatan," tutur Hassiem.
Tak disangka, dua tahun setelah kecelakaan, ia justru mendapatkan kesempatan mengharumkan nama bangsa. Sebuah kesempatan yang tak bisa diraihnya sebelum kecelakaan itu terjadi.
"Hal yang paling luar biasa dari mengikuti ajang Pesta Olahraga Paralimpiade untuk pertama kalinya adalah kami berhenti di Johannesburg untuk mendapatkan peralatan olahraga kami."
"Momen saat saya membuka kotak peralatan saya, saya tidak mampu menahan air mata, ketika mengetahui bahwa di dalam kotak itu terdapat kostum hijau dan emas khas timnas Afrika Selatan," tutur Hassiem.
Setelah hanya finis di peringkat ke-9 nomor gaya kupu-kupu 100 meter pada Paralimpiade musim panas Beijing 2008, Hassiem memenangkan medali perunggu di Paralimpiade London 2012.
Medali Perunggu itu membuatnya mendapat julukan yang pas berdasarkan kisahnya menjadi seorang atlet paralimpiade.
"Saya ingat di London 2012, para penonton berteriak, 'Shark boy! Shark boy! (Bocah hiu! Bocah hiu!)' Itu adalah perasaan yang paling luar biasa yang pernah saya rasakan. Saya pikir sejak saat itu julukan tersebut melekat di diri saya," kata Hassiem.
Satu hal yang menarik, Hassiem sama sekali tak menaruh dendam pada hiu. Ia justru aktif bergerak dalam gerakan konservasi laut lewat 'Save Our Seas (Selamatkan Laut Kami)'.
"Selama karier saya sebagai advokat dan konservasionis hiu, saya sangat terpesona dengan maklhuk-makhluk ini. Saya menemukan banyak hal yang menarik dari mereka dan begitu menakjubkan," ujar laki-laki berusia 34 tahun tersebut.
(ptr)