Jakarta, CNN Indonesia -- Juergen Klopp meramu taktik yang salah ketika menghadapi Sevilla di partai final Liga Europa 2016 sehingga menelan kekalahan. Hal ini diungkapkan mantan manajer Manchester United, Sir Alex Ferguson, ketika menghadiri pertemuan UEFA untuk mengevaluasi berjalannya kompetisi itu musim lalu.
Ferguson merasa Klopp terlalu memaksakan para pemainnya menggunakan sistem
pressing sejak menit pertama sehingga mereka kelelahan dan pada akhirnya kalah 1-3.
"Sevilla memang tidak menikmati determinasi dan tekel-tekel dari Liverpool di babak pertama," kata Ferguson, seperti dikutip dari
Sky Sports. "Namun Sevilla bisa memulai babak kedua dengan sikap yang lebih positif, dan gol cepat mengubah seluruh jalannya pertandingan."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di babak kedua, Liverpool tak punya energi. Mereka tak bisa mendapatkan bola. Ruang di lini tengah menjadi lebih besar. Saya tak pernah punya tim yang bisa melakukan tekanan sepanjang pertandingan."
Meski demikian, Ferguson tak memandang hasil itu sebagai pertanda Klopp manajer yang buruk. Ia bahkan menilai manajer asal Jerman itu dan Liverpool adalah perpaduan yang klop.
"Liverpool adalah kesebelasan yang terinspirasi dukungan para penggemar. Dan Klopp percaya pada penggemar. Sebaliknya, para penonton juga menyenanginya karena ia telah menunjukkan antusiasme di pinggir lapangan dengan energi dan kepribadiannya," kata manajer yang pernah menangani The Red Devils lebih dari 25 tahun itu.
Ferguson mengatakan dirinya melihat hal itu ketika Liverpool mengalahkan Borussia Dortmund di perempat final Liga Europa. Dukungan dari para penonton menciptakan atmosfer yang mengagumkan yang membuat banyak tim, lawan, dan juga wasit berada di bawah tekanan.
Hal inilah yang dinilai Ferguson akan membuat kehadiran Klopp akan membuat tim-tim lain sulit merebut poin di Anfield. "Saya kira kombinasi keduanya cocok untuk satu sama lain," kata Ferguson.
(kid)