Jakarta, CNN Indonesia -- Tak ada yang tidak tersenyum saat delegasi dari TAFISA World Games 2016 berkunjung ke arena olahraga tradisional di Ecopark, Taman Impian Jaya Ancol, Jumat (7/10).
Di sana, negara-negara delegasi bisa melihat berbagai macam olahraga tradisional yang tak hanya dari Indonesia tapi juga negara-negara lainnya. Dari segelintir permainan tradisional yang ada, egrang menjadi salah satu olahraga yang membuat pungunjung mancanegara penasaran.
Egrang merupakan permainan tradisional khas Indonesia yang terbuat dari bambu. Bambu tersebut digunakan seseorang agar bisa berdiri dalam jarak tertentu di atas tanah. Tak jelas darimana asalnya, namun memiliki banyak sebutan dari beberapa daerah di Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Egrang sendiri berasal dari bahasa Lampung. Namun di Sumatera Barat, egrang dikenal dengan sebutan Tengkak-Tengkak atau pincang-pincang.
Di Bengkulu dikenal dengan sebutan Ingkau yang berarti sepatu bambu. Di Kalimantan Selatan disebut Batungkau, sementara di Pulau Jawa dikenal dengan nama Jangkungan.
Salah satu negara delegasi TAFISA World Games 2016 yang bersemangat mencoba olahraga tradisional khas Indonesia tersebut adalah, Rumania.
Nicolae Dobre, ketua delegasi Rumania, sebetulnya datang ke Ecopark untuk memperkenalkan olahraga tradisional Rumania yang bernama Oina -- sebuah olahraga yang mirip kasti atau bisbol.
Namun niatnya tersebut ia urungkan sementara begitu melihat sekelompok anak-anak Indonesia berlarian menggunakan egrang.
"Saya mencoba permainan tradisional Indonesia, apa itu namanya? Olahrga yang saya harus berdiri diatas tongkat bambu,"kata Dobre bertanya.
CNNIndonesia.com pun lantas menyebut egrang untuk mengonfirmasi yang dimaksud Dobre.
"Ya, itu dia! Egrang sangat menyenangkan,"ucap Dobre yang mengaku baru pertama kali mencoba permainan tersebut seumur hidupnya. "Saya tidak begitu lancar, kami tidak punya olahraga seperti ini di Rumania."
Awalnya, Dobre hanya dapat berdiri di atas bambu. Ketika mencoba melangkah, ia langsung terjatuh.
Namun ia tak menyerah. Setelah beberapa kali percobaan. Dobre akhirnya bisa naik egrang dan berjalan diatasnya paling jauh lima langkah. Sementara itu ia melihat anak kecil di sebelahnya menaiki egrang dengan berlari dan melompat.
Dobre terlihat jengkel karena sulitnya melangkah dengan egrang, namun ia juga merasa bangga. Sebab, di antara 11 teman senegaranya, ia yang paling mahir menggunakan egrang.
Dobre pun bercerita bahwa ia biasanya hanya melihatnya orang memakai egrang di ajang sirkus. "Tapi saya sangat menyukainya, kelihatannya mudah tapi ternyata tidak. Tentu saja saya ingin mencobanya lagi,"ujarnya sambil tertawa.
Ini adalah kali pertama Dobre ke Indonesia dan ia mengaku mendapat pengalaman yang menyenangkan. Menurutnya, TAFISA World Games 2016 merupakan sebuah acara yang sangat penting untuk diselenggarakan.
"Banyak manfaatnya. Acara ini menyenangkan karena memperkenalkan banyak budaya yang merepresentasikan negaranya. Ya, ini pertama kalinya saya di Indonesia dan banyak hal yang ingin saya jelajahi di Jakarta.
"Indonesia itu luar biasa. Saya tidak ingin membandingkan dengan negara lain, tapi orang Indonesia sangat ramah. Cuacanya baik dengan angin sepoi-sepoi, dan saya temukan banyak sekali sepeda motor!" ujarnya bercanda.
(bac)