Motegi, CNN Indonesia -- Jarang ada orang Indonesia yang menyaksikan langsung balapan MotoGP Jepang di Sirkuit Motegi, akhir pekan ini. Krishnajaya dan putranya, Donnie, menjadi dua dari sedikit orang Indonesia yang hadir di Sirkuit Motegi.
Tidak mudah bagi Krishna dan Donnie untuk bisa sampai ke Sirkuit Motegi. Pasangan bapak-anak ini harus bangun pagi-pagi demi bisa mendapatkan tiket bus Motegi Kotsu di terminal barat Stasiun Utsunomiya, Sabtu (15/10).
“Kami membeli tiket untuk tiga hari, tapi baru tiba di Utsunomiya kemarin (Jumat) siang. Jadi kemarin gagal nonton dan baru hari ini bisa ke sirkuit,” ujar Donnie yang bekerja sebagai konsultan IT.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ini adalah kali pertama Krishna dan Donnie menyaksikan langsung ajang MotoGP di Sirkuit Motegi. Di pengalaman pertama mereka, keduanya menganggap Sirkuit Motegi sulit dijangkau.
“Jauh! Butuh lebih dari empat jam untuk bisa sampai sirkuit dari Tokyo. Tapi, setelah sampai, perjuangan terbayar dengan lihat langsung Sirkuit Motegi,” ucap Donnie.
Krishna mengaku sedikit kecewa dengan kegagalan Indonesia menggelar ajang MotoGP pada 2017. Namun, Krishna yakin Indonesia bisa menggelar MotoGP pada 2018.
“Sebaiknya jangan di Sirkuit Sentul, karena kepentingan bisnisnya sangat besar,” ujar Krishna.
Donnie juga menganggap Sirkuit Sentul bukan pilihan terbaik untuk menjadi venue MotoGP Indonesia. Donnie lebih senang jika Palembang menjadi tuan rumah MotoGP Indonesia.
“Saya yakin dengan dukungan pemerintah, Indonesia bisa menggelar MotoGP. Tapi, lebih baik di Palembang, jangan di Sirkuit Sentul. Sudah waktunya kita punya sirkuit internasional yang baru,” ucap Donnie.
(ptr)