Jakarta, CNN Indonesia -- Duel dua musuh bebuyutan yang diberi tajuk
Red Monday (Senin Berdarah) antara Liverpool melawan Manchester United yang digelar di Stadion Anfield, Senin (17/10) berakhir antiklimaks. Tanpa gol dan dengan babak pertama yang disebut-sebut membosankan oleh para penggemar bola di media sosial.
Liverpool yang menjadi tim dengan torehan gol tertinggi ketiga di Liga Primer Inggris setelah Manchester City dan Arsenal, tak bisa berbuat apa-apa untuk menembus lini pertahanan MU.
Jose Mourinho, manajer Manchester United, di babak pertama menerapkan taktik bertahan yang mampu meredam kreativitas lini serang Liverpool yang dipimpin Philippe Coutinho.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan, tak jarang terlihat enam pemain Manchester United berada di lini pertahanan sendiri dengan Marcus Rashford --seorang penyerang-- yang turun hingga ke garis belakang.
Namun, Mourinho bukan sekadar menginstruksikan para pemainnya untuk menumpuk pemain di lini belakang, tapi melakukan
pressing dan memaksa para pemain Liverpool berada pada posisi renggang satu sama lain. Hal ini menyulitkan mereka untuk melakukan umpan-umpan pendek cepat yang menjadi khas permainan The Reds di bawah Juergen Klopp.
Selain itu, Mourinho pun meminta para pemain MU untuk melakukan tekel-tekel dan intersepsi bola sejak lini tengah (lihat grafik di bawah). Hal ini yang membuat suplai bola Liverpool ke lini depan terputus.
Taktik MU itu membuat Coutinho dan Jordan Henderson berulang kali gagal untuk memberikan umpan matang pada Daniel Sturridge dan Sadio Mane, sementara Sturridge juga sering kehilangan bola pada posisi membelakangi gawang.
Gaya permainan Mourinho ini terbukti efektif. Tak ada potensi bahaya sama sekali yang mengancam gawang David De Gea selama 25 menit pertama. Satu-satunya tembakan yang dilesakkan pemain Liverpool dalam periode tersebut adalah lewat tendangan jarak jauh Emre Can yang melenceng tinggi dari mistar gawang.
Di periode waktu yang sama, MU telah mencatatkan lima peluang ke gawang Loris Karius.
Dari grafik umpan-umpan Liverpool pada 25 menit pertama di bawah, terlihat
The Reds benar-benar kesulitan untuk bahkan sekadar memberikan umpan ke sepertiga lapangan akhir milik MU. Satu-satunya cara mereka menembus adalah lewat sayap kiri, yaitu lewat kombinasi James Milner, dan Coutinho serta Firmino yang beroperasi di area tersebut.
Sementara itu, Emre Can yang baru pertama kali bermain sejak menderita cedera, juga tak mampu menjadi motor serangan Liverpool seperti yang dilakukan Georginio Wijnaldum dalam beberapa pertandingan sebelumnya.
Liverpool baru bisa mencatatkan peluang kedua pada menit ke-30 lewat sundulan lemah Roberto Firmino yang bisa dengan mudah diamankan oleh David De Gea. Babak pertama pun berakhir dengan minim peluang yang bisa menghibur para penggemar.
Permainan baru berubah ketika Adam Lallana dimasukkan untuk menggantikan Daniel Sturridge di menit ke-60, dan Firmino dipindahkan ke posisi penyerang sentral. Liverpool terlihat lebih berenergi dan lebih sering lagi mengancam gawang David De Gea.
Kiper tim nasional Spanyol itu pun melakukan dua penyelamatan krusial yang membuat timnya membawa pulang satu poin dari Anfield.
Namun, kesimpulan pertandingan ini pada akhirnya bisa ditemukan lewat kata-kata Juergen Klopp. "Kami memiliki beberapa momen yang bagus, tapi tak cukup untuk mendapatkan kemenangan," katanya.
(ptr)