Menanti Akhir Renovasi SUGBK

Titi Fajriyah | CNN Indonesia
Sabtu, 19 Nov 2016 15:59 WIB
Renovasi SUGBK yang awalnya dimulai sejak Januari 2016, justru baru dimulai secara fisik pada Agustus 2016 dan ditarget selesai Oktober 2017.
Rumput Stadion Utama Gelora Bung Karno mulai dilucuti dalam renovasi tahap pertama untuk Asian Games. (Dok.Kemenpora)
Jakarta, CNN Indonesia -- Asian Games di Jakarta-Palembang memang baru digelar Agustus 2018. Tapi, penyelesaian venue-venue pertandingan diharapkan bisa selesai di 2017, termasuk di antaranya penyelesaian renovasi Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).

Waktu yang dipersiapkan untuk menyelesaikan renovasi SUGBK adalah 14 bulan. Tapi kenyataannya, renovasi yang awalnya dimulai sejak Januari 2016, justru baru dimulai secara fisik pada Agustus 2016 dan ditarget selesai Oktober 2017.

Padahal, Indonesia (Jakarta-Palembang) sudah ditetapkan sebagai tuan rumah Asian Games 2018 sejak selesainya Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Banyak hal yang membuat target penyelesaian renovasi SUGBK dengan biaya mencapai Rp778 miliar bisa tepat waktu menjadi tidak realistis. Sebut saja mulai dari mundurnya waktu pengerjaan sampai perbedaan pendapat terkait perubahan desain renovasi.

Menurut rencana, awalnya SUGBK bakal dimulai Januari 2016. Tapi, adanya masalah terkait administrasi anggaran, akhirnya direvisi menjadi April 2016. Belum selesai, pencairan anggaran dari APBN yang ditujukan kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PU-Pera) sebagai penanggungjawab renovasi membuat jadwal kembali mundur di Agustus 2016.

Selain itu, dalam pelaksanannya masih banyak hal-hal yang belum menemukan kata mufakat antara pihak-pihak yang berkepentingan. Mulai dari Satgas Infrastruktur Asian Games, Indonesia Asian Games Organizing Committee (INASGOC), dan Tim Cagar Budaya yang praktis membuat waktu pengerjaan renovasi kembali menjadi tersendat.

Masalah yang dihadapi dalam renovasi SUGBK bertabrakan dengan Tim Cagar Budaya yang secara ketat mengawasi agar bangunan peninggalan sejarah itu tidak berubah dari tampak muka.

Untuk memenuhi persyaratan Komite Olimpiade Internasional (IOC), diperlukan adanya ramp atau akses darurat untuk mengevakuasi penonton jika terjadi bencana atau kejadian yang tidak diinginkan dalam waktu cepat.

Namun, Tim Cagar Budaya menolak dengan alasan penambahan ramp dapat mengubah tampak depan dari SUGBK itu sendiri. Meski solusi terus dicari, hingga kini belum ada keputusan akhir atas masalah ramp tersebut.

Belum lagi penambahan aktivitas komersial yang rencananya bakal menjadi fasilitas tambahan untuk membuat SUGBK menjadi lebih modern di 2018 mendatang.

Tetap Optimistis

Di tengah banyaknya masalah yang terjadi dalam proses renovasi SUGBK, pengamat olahraga yang juga Dosen Ilmu Keolahragaan Institut Teknologi Bandung (ITB) Tommy Apriantono optimistis SUGBK bisa selesai tepat waktu. Proses renovasi diharapkan bisa dikebut dalam sisa waktu 11 bulan ke depan supaya selesai tepat waktu.

"Saya tetap yakin bisa selesai tepat waktu, asalkan anggarannya ada," kata Tommy kepada CNNIndonesia.com, Jumat (18/11).

Begitu juga Direktur Utama Pusat Pengelola Kompleks Gelora Bung Karno (PPK GBK) Senayan, Jakarta, Winarto. Sejak renovasi fisik dimulai Agustus lalu, kini prosesnya sudah berjalan delapan persen dan sesuai jadwal yang ada.

"Pengerjaan proyek seperti itu tidak pernah bisa pasti, termasuk soal waktu. Tapi, jangankan berpikir tambahan waktu renovasi, kami belum berpikir ini bakal meleset dari jadwal," ungkap Winarto melalui sambungan telepon kepada CNNIndonesia.com.

Lebih Modern

Tanpa mengurangi nilai-nilai sejarah yang terus dijaga, SUGBK akan tampil lebih modern. SUGBK dibangun pada 1960 atas inisiatif Presiden Soekarno untuk digunakan sebagai venue utama di Asian Games 1962.

Kini, di tangan Satgas Infrastruktur Asian Games yang bekerja sama dengan Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI), SUGBK diharuskan memenuhi standar operasional yang telah ditetapkan Komite Olimpiade Internasional (IOC) maupun Dewan Olimpiade Asia (OCA).

Salah satu perubahan mencolok tak hanya dari sisi tampak luar bangunan, tapi juga dari tampak dalam SUGBK. Misalnya, bangku panjang yang terbuat dari kayu yang biasanya menjadi tempat duduk bagi para penonton bakal di hilangkan.

Nantinya, penonton akan mendapatkan masing-masing satu kursi (single seater) untuk bisa menyaksikan setiap pertandingan yang digelar di dalam SUGBK. Nantinya royal balkon akan mengakomodir tampu VVIP dari 45 negara peserta di Asian Games 2018. Total, SUGBK bisa menampung sekitar 80 ribu penonton.

Menyoal warna kursi, sudah disepakati bahwa gradasi merah dan gradasi putih akan menjadi mewarnai 80 ribu kursi di SUGBK. Pastinya, tampilan dalam SUGBK jadi lebih artistik dan terlihat cantik dan menarik. (har/ptr)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER