Jun Mahares
Jun Mahares
Penggemar sepak bola, penikmat kopi, dan pengagum paradigma kritis. Sempat meniti karier di SuperBall dan kini berkarya sebagai writer CNNIndonesia.com.

Bara Api di Balik Diam Boaz Solossa

Jun Mahares | CNN Indonesia
Rabu, 30 Nov 2016 10:04 WIB
Pada 2010 silam, Boaz Solossa pernah dicoret dari timnas karena dianggap indisipliner. Kini, ia jadi kapten yang membakar movitasi para penggawa Indonesia.
Boaz Solossa menjadi kapten yang selalu membakar motivasi para pemain tim nasional Indonesia. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/foc/16.)
Catatan: Artikel ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi CNNIndonesia.com
Jakarta, CNN Indonesia -- Sudah menjadi rahasia umum Boaz Solossa kerap bungkam seribu bahasa di hadapan media. Bahkan, ban kapten yang melingkar di lengan seragam timnas Indonesia pun tak serta-merta membuatnya gampang bertutur kata.

Dua kali CNNIndonesia.com coba mewawancarai Boaz secara langsung di Manila, Filipina, lokasi di mana fase Grup A Piala AFF 2016 dihelat, selalu ditampik olehnya.

Kali pertama penolakan Boaz terjadi ketika timnas Indonesia tiba di Bandara Internasional Ninoy Aquino, Kamis (17/11) malam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di saat sejumlah jurnalis Indonesia berupaya meminta sepenggal komentar dari tim pelatih, saya mencoba untuk mewawancarai Boaz. Bahkan saya harus menguntitnya sampai mendekati bus rombongan pemain yang telah disediakan panitia pelaksana pertandingan.

Jawaban yang saya dapat, “Nanti saja setelah latihan resmi besok, saya akan bicara,” kata Boaz singkat sebelum melangkahkan kakinya masuk ke dalam bus.

Saya menghargai sikap Boaz kala itu. Lagipula, mereka baru saja tiba dan itu bukanlah tempat resmi untuk melakukan proses tanya jawab.

Keesokan harinya, Indonesia berkesempatan menjajal Stadion Philippine Sports di malam hari. Namun, tak dinyana, Boaz kembali melengos ketika saya menagih janjinya untuk berkomentar di mixed zone (areal wawancara resmi pada pemain).

Hal tersebut memang menjadi hak pemain sepenuhnya. Saya pun memahami beban berat yang tengah dipikul Boci, begitu Boaz akrab disapa.

Indonesia pun menjalani laga perdana menghadapi Thailand di Stadion Philippine Sports. Meski kalah 2-4, namun skuat Garuda mempertontonkan permainan yang tak buruk.

Boci tampil spartan di sepanjang laga. Aksi ‘bisu’ nya di hadapan media berbanding 180 derajat ketika bertanding. Ia tampil garang dan tak kenal lelah mengejar bola yang justru mengobarkan semangat pada rekan-rekannya.

Sempat tertinggal 0-2 di babak pertama, anak-anak Indonesia mampu menyamakan kedudukan lewat tandukan Boci dan Lerby Eliandry di pertengahan babak kedua.

Boci bahkan nyaris membuat tim Merah Putih berbalik unggul di menit ke-60 jika tembakannya dari jarak dekat tidak diblok kiper Thailand, Kawin Thamsatchanan.

Sayangnya, hasil akhir belum memihak kepada Boci dkk. Indonesia harus mengakui keunggulan tim berjuluk Gajah Perang setelah Teerangsil Dangda yang telah menyumbang satu gol di babak pertama sukses memborong dua gol di waktu tersisa sekaligus memastikan kemenangan dengan skor 4-2.

Selepas pertandingan, sejumlah pemain pun tertunduk lesu. Namun, Boaz yang semula tak mau berkomentar justru rela menanggapi pertanyaan awak media.

"Kami harus tetap bersyukur karena masih mampu menyamakan kedudukan, meskipun mengalami kekalahan di akhir laga,” tutur Boaz di mixed zone setelah pertandingan.

"Kekuatan Filipina dan Singapura mungkin masih berada di bawah Thailand. Masih ada dua pertandingan lagi. Jadi, kami masih memiliki peluang," tambahnya.

Pembakar Semangat

Komentar singkat yang boleh jadi pembakar motivasi bagi pemain lain. Meski takluk di laga perdana, ia masih menyimpan asa membara untuk menjaga peluang lolos ke babak selanjutnya.

Keesokan harinya Boaz kembali menjadi insiprasi di lapangan dan kembali menyumbang satu dari dua gol Indonesia ke gawang Filipina. Namun, ia kembali bungkam setelah Indonesia ditahan imbang 2-2 tuan rumah.

Komentar Boaz yang beredar di media massa hanya berasal dari rilis ofisial timnas.

Akan tetapi, Boaz tak pernah sekalipun diam di lapangan. Kakinya tak berhenti berlari baik ketika dalam situasi menyerang atau bahkan bertahan. Semangatnya selalu berkobar di arena pertandingan.

Indonesia pun menatap laga terakhir lawan Singapura dengan optimistis. Meski sempat tertinggal 0-1 di babak pertama. Situasi berbalik di babak kedua dan Indonesia menang 2-1 sekaligus mengunci posisi runner up Grup A mendampingi Thailand ke semifinal.

“Kaka Boci selalu menjadi inspirasi saya dan seluruh pemain. Ia tak banyak bicara, tapi kerja kerasnya di lapangan membuat kami terpacu,” kata Fachrudin Aryanto, bek timnas Indonesia yang tampil lugas di fase grup.

Hal senada juga diungkapkan bek muda potensial, Hansamu Yama Pranata. Ia mengaku senang bisa mengenali sosok pemimpin seperti Boci.

“Dia sangat rendah hati. Bikin pemain muda seperti saya percaya diri. Dia juga yang menguatkan saya ketika tak sengaja membuat Irfan Bachdim cedera sebelum berangkat ke Filipina,” ujar Hansamu.

Seusai laga melawan Singapura, saya dan sejumlah rekan media dari Tanah Air berkesempatan berbincang santai dengan Boci di malam hari. Dia banyak bercerita soal situasi tim Merah Putih di fase grup Piala AFF kali ini.

Banyak kisah yang diungkap Boaz kala itu, namun bukan untuk konsumsi berita. Ia hanya bercerita tentang atmosfer tim baik di dalam maupun di luar lapangan.

Terlepas dari aksi bisu terhadap media, Boci ternyata sosok yang lucu dan ceplas-ceplos dalam bertutur. Ia menutupi kelemahannya itu dengan etos kerja dan semangat yang menyala-nyala di dalam sebuah pertarungan.

Boaz di Mata Riedl

Alfred Riedl pun pernah berujar, Boci kini adalah sosok yang jauh berbeda dari sebelumnya. Itu juga yang mengilhaminya untuk memberikan jabatan kapten tim kepada Boci meski sempat berselisih pada 2010.

Boci sempat dicoret dari daftar pemain timnas yang diproyeksikan ke Piala AFF 2010 karena dianggap indispliner. Namun, ia pula yang kini menjadi tumpuan Riedl untuk membakar motivasi pemain di lapangan.

“Boaz sudah jauh berbeda dari yang pernah saya kenal sebelumnya. Pengalaman dan usia membuatnya semakin matang dan dewasa. Dia pemain yang paling pantas menjadi kapten tim. Dia adalah inspirasi pemain muda Indonesia,” ujar Riedl.

Langkah Indonesia di pesta sepak bola kawasan Asia Tenggara kali ini belum berakhir. Boci dkk masih harus berjuang untuk meladeni Vietnam di dua laga semifinal.

Menang atau kalah, peran Boci di timnas Indonesia kali ini sangat vital. Tak masalah bungkam di media asalkan kau terus menjadi inspirasi di lapangan Boci! (vws)
LEBIH BANYAK DARI KOLUMNIS
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER