Denpasar, CNN Indonesia -- Wajah Casey Keogh terlihat berbinar ketika membicarakan pencak silat di Denpasar, Bali. Namun, gadis asal Australia itu bukan sedang berlibur di Denpasar.
Keogh yang baru berusia 18 tahun itu adalah salah satu peserta dalam Kejuaraan Dunia Pencak Silat yang digelar di Pulau Dewata tersebut, mulai 4-9 Desember 2016. Bagi Keogh ikut kompetisi seperti kejuaraan dunia di Bali ini adalah pengalaman pertama baginya.
Dalam kejuaraan yang digelar di GOR Lila Bhuana, Denpasar tersebut, Keogh menghadapi lawan tangguh yakni pesilat putri asal Singapura, Nurul Suhil Binte Mohd.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pertarungan tersebut Keogh pun kalah telak, 0-5, dari Nurul yang kenyang pengalaman kejuaraan dunia pencak silat dan juga meraih medali perunggu di ajang SEA Games 2015.
Kekalahan itu, diakui Keogh, tak membuat dirinya patah semangat justru ingin memperdalam ilmunya agar bisa mempraktikkan jurus-jurus silat lebih baik lagi.
"Kalah atau menang saya tetap ingin menjadi pesilat yang baik. Saya baru saja lulus sekolah dari Gladestone State High tapi langsung off dulu untuk lanjut kuliah. Rencananya saya ingin lanjut kuliah di University of Queensland ambil jurusan Psikologi, dan saya akan tetap jadi atlet silat," kata Keogh saat berbincang dengan
CNNIndonesia.com.
Keogh mengatakan dirinya mulai berlatih pencak silat dengan serius dalam tempo setahun terakhir. Empat bulan lalu dia pun dipanggil untuk masuk tim nasional Pencak Silat Australia.
Dalam proses belajar Keogh pun menyatakan dirinya diperkenalkan mengenai sejarah pencak silat. Sebelumnya, diakui perempuan yang memiliki gigi seri besar seperti gigi kelinci itu mengaku hanya memiliki pengetahuan sekedar saja tentang pencak silat.
Keogh mengaku dirinya jatuh hati pada bela diri asal Indonesia itu karena suka dengan gaya bertarungnya.
"Saya menikmati bertarung pencak silat. Saya tidak mendapatkan kesulitan dalam mempelajarinya karena pelatih saya pun berasal dari Australia. Jadi semua baik-baik saja," ucap Casey.
 Casey Keogh, 18, baru lulus sekolah setingkat SMA di Australia dan ingin memperdalam ilmu bela diri pencak silat. (CNN Indonesia/Arby Rahmat Putratama) |
Menurut Keogh jurus-jurus dalam pencak silat itu tidak kaku seperti seni bela diri asal negara Asia lainnya seperti Karate dari Jepang atau seni bela diri Korea, Taekwondo. Keogh mengatakan dalam pertarungan silat, kuda-kuda yang ditampilkan pun terkesan seperti orang yang menari lemah gemulai. Meskipun begitu tetap tegas karena sang pesilat harus memiliki kewaspadaan tingkat tinggi saat menghadapi serangan lawan.
"Di [tempat saya] Australia banyak yang belajar silat, sekitar 30 orang. Tapi hanya sedikit yang ikut berkompetisi. Mereka melakukannya hanya untuk hobi," kata Keogh.
Performa Keogh yang baru sekali tampil di kejuaraan dunia itu mendapatkan apresiasi dari sang pelatih, Doug Hooi.
"Casey telah tampil baik dan berpotensi untuk berkembang lebih baik lagi," kata Hooi yang sudah menjadi guru silat sekitar enam tahun tersebut.
Jika Keogh belajar silat dari Hooi yang merupakan warga Australia, sang guru justru belajar teknik tersebut dari pelatih asal Bandung, Jawa Barat.
"Saya belajar pencak silat dari guru saya asal Bandung, tapi dia sekarang tinggal di Australia. Dia sekarang menjadi Presiden Federasi Pencak Silat di Australia," ujar Hooi.
Hooi sendiri mengaku mengenal pencak silat sejak kecil ketika keluarganya menetap di Malaysia. Ia pun ketagihan dan menseriusi ilmu bela diri tersebut hingga saat ini.
(kid)