Jakarta, CNN Indonesia -- RB Leipzig menjadi buah bibir di musim kompetisi Bundesliga 2016/17. Klub yang baru berumur tujuh tahun itu mampu bersaing di papan atas klasemen sementara Bundesliga hingga hampir paruh musim.
Saat ini, Leipzig berada di urutan kedua Bundesliga. Partai terakhirnya di tahun ini melawan Bayern Munich dan akan menjadi laga penentuan juara paruh musim. Pasalnya antara Leipzig dan Munich memiliki jumlah poin sama yakni 36. Munich ada di tempat pertama karena lebih unggul selisih gol dibandingkan Leipzig.
Siapa sangka, klub yang sebelum 2009 masih berkutat di divisi kelima itu mampu menjadi kejutan di Bundesliga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Semua itu bermula hasrat dari pemilik industri minuman berenergi asal Austria, Dietrich Mateschitz akan dunia olahraga. Minuman Red Bull yang ia produksi memang menjadi salah satu sponsor utama banyak cabang olahraga--dan yang paling utama adalah olahraga ekstrem di dunia.
Mateschitz membangun Leipzig setelah mengakuisisi klub divisi lima, SSV Markransteadt pada 2009 silam. Kemudian berawal dari liga lokal, Leipzig berhasil naik ke kompetisi kasta ketiga pada musim 2012/13. Semusim kemudian Leipzig naik lagi ke Bundesliga II.
Leipzig pun baru bermain di Bundesliga pada musim ini setelah menjadi tim yang paling pertama promosi dari Bundesliga II pada musim lalu.
Keberhasilan Leipzig tak hanya andil Mateschitz. Bisa dikatakan itu pun tak lepas dari keberhasilan Direktur Olahraga Ralf Rangnick dalam menciptakan peta biru komposisi skuat Leipzig.
Kisah yang menghubungkan Mateschitz dan Rangnick adalah helikopter dan kopi.
"Anda punya sebuah helipad?" tanya Mateschitz di telepon saat hendak merekrut Rangnick pada 2012 silam seperti dikutip dari
AFP. Namun, helipad adalah hal yang tak Rangnick pikirkan kecuali kebun di halaman rumahnya.
Akhirnya Mateschitz tetap tiba dan mendaratkan helikopter pribadinya di sebuah lapangan olahraga yang berdampingan dengan rumah Rangnick. Negosiasi harga untuk pekerjaan Direktur Olahraga pun kemudian dilanjutkan di rumah Rangnick ditemani kopi dalam cangkir.
Saat itu Mateschitz meminta Rangnick mengeluarkan Leipzig dari kasta keempat sepak bola di Jerman. Rangnick pun mengajukan prasyarat agar dirinya bekerja Leipzig.
Akhirnya ketika kopi di dalam cangkir mulai dingin, Mateschitz dan Rangnick mencapai kata sepakat. Mateschitz pun kembali dengan helikopternya lagi.
Kini penggemar sepak bola Jerman menyaksikan Leipzig berada di papan atas Bundesliga dan tak pernah kalah di 13 pertandingan awal. Bahkan tim itu tidak pernah kalah ketika Mateschitz hadir di stadion. Total lima kali Mateschitz datang ke stadion, termasuk pada pekan lalu ketika Leipzig mengalahkan Hertha Berlin 2-0.
Selanjutnya, Mateschitz tentu ingin skuatnya mampu bersaing ketat dengan Munich di Allianz Arena, Rabu (21/12) pukul 20.00 ketat waktu setempat.
"Kami suka melihat dirinya di stadion -- di adalah jimat baik bagi kami," kata penjaga gawang Leipzig, Peter Gulasci seperti dikutip dari
AFP.
 Dua bintang utama RB Leipzig, Emil Forsberg dan Timo Werner. (REUTERS/Ralph Orlowski) |
Kembali ke 2014 silam, ketika Leipzig baru promosi ke Bundesliga II, Mateschitz sempat berprediksi bahwa dirinya tak suka orang yang ragu-ragu.
"Keragu-raguan bukanlah karakter saya sehari-hari," ujar Mateschitz.
Dan, itu kini sedang dibuktikan bersama Leipzig.
Kemampuan mereka mendobrak kemapanan Bundesliga yang dikuasai Bayern Munich tentu mengingatkan pada Borussia Dortmund yang menjadi pesaing ketat sejak 2010 silam.
Kemampuan Leipzig itu juga mengingatkan pada Leicester City yang merebut trofi Liga Inggris musim lalu.
Tapi, Leipzig bisa lebih fenomenal. Pasalnya Leipzig dilatih juru taktik tak terkenal, Ralph Hasenhuettl. Sebelum melatih Leipzig, Hasenhuettl emerupakan juru taktik tim semenjana seperti FC Ingolstadt dan VfR Aalen.
Para pemain yang berada dalam tim yang dikapteni Dominik Kaiser itu pun terbilang bukan bagian dari pemain elite di Bundesliga. Tak hanya itu, rata-rata usia pemain Leipzig pun masih muda yakni 24 tahun.
Melansir dari situs Transfermarkt pemain termahal dalam tim Leipzig ini adalah gelandang asal Mali, Naby Keita. Harga pasar pria 21 tahun itu adalah 11 juta euro. Di tempat kedua dan ketga adalah dua pemain muda asal Skotlandia dan Jerman.
Oliver Burke asal Skotlandia direkrut Leipzig dari Nottingham Forest pada jendela transfer musim panas lalu. Pemuda berusia 19 tahun itu ditaksir harga kini sebesar 10 juta euro.
Di posisi ketiga adalah penyerang berusia 20 tahun dihargai delapan juta euro, Timo Werner. Saat ini Werner adalah pencetak gol terbanyak untuk tim tersebut dengan sembilan gol. Torehan sembilan gol itu menjadikannya pencetak gol terbanyak ke empat di Bundesliga.
Jadi, mampukah Leipzig melanjutkan kejutannya?
(kid)