Jakarta, CNN Indonesia -- Banyak kejutan yang terjadi dalam dunia olahraga sepanjang tahun 2016. Kejutan yang membuat pertandingan olahraga semakin menarik untuk disaksikan.
Dari dunia sepak bola, klub Leicester City, tim nasional Portugal, dan timnas Indonesia menjadi tim kuda hitam yang paling ramai dibicarakan masyarakat pecinta sepak bola manca negara dan dalam negeri.
Kepastian Leicester menjadi juara Liga Inggris pada 2 Mei 2016 sontak membuat skuat The Foxes menjadi trending topic Twitter level dunia, termasuk Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kehebohan seputar gelar juara yang diperoleh Leicester itu terasa wajar. Kesebelasan yang dijuluki The Foxes itu sama sekali tak diunggulkan saat musim 2015/16 digelar, dan hampir degradasi pada musim sebelumnya. Bursa taruhan bahkan memprediksi peluang juara Leicester di awal musim 5000:1.
Sama nasib, beda cerita. Di Piala Eropa 2016, tim nasional Portugal berhasil merebut gelar juara yang pertama usai mengalahkan tuan rumah Perancis dengan skor 1-0 di Stade de France, St Denis, pada 10 Juli 2016.
Sebelumnya Portugal tak pernah memenangi Piala Eropa atau Piala Dunia. Mereka juga pernah secara tragis kalah 0-1 di rumah sendiri di final Piala Eropa 2004. Portugal kemudian membalas sakit hati itu dengan merebut Piala Eropa 2016.
 Eder merayakan gelar juara timnas Portugal di Piala Eropa. (REUTERS/Kai Pfaffenbach) |
Bila Leicester dan timnas Portugal bikin kehebohan di kawasan Eropa, di kawasan Asia Tenggara ada timnas Indonesia yang tidak disangka-sangka dapat sampai di babak final Piala AFF 2016.
Datang dengan persiapan yang jauh dari ideal, timnas Indonesia bisa dianggap sebagai salah satu tim terlemah di Grup A Piala AFF 2016 -- grup yang disebut sebagai Grup Neraka karena berisikan tuan rumah Filipina, juara bertahan Thailand, dan empat kali juara Piala AFF, Singapura.
Akan tetapi sulit dipercaya tim asuhan pria asal Austria, Alfred Riedl, ternyata mampu menantang tim tertangguh di Asia Tenggara, Thailand, di partai final. Kendati pada akhirnya Indonesia kalah agregat 2-3, namun hasil tersebut merupakan pencapaian tersendiri bagi tim Merah Putih.
Di cabang olahraga bola basket, tahun 2016 adalah tahun yang bersejarah bagi tim Cleveland Cavaliers. Cavs menjadi juara NBA musim 2015-2016 usai menumbangkan Golden State Warriors dengan skor final 4-3 pada 19 Juni 2016. Padahal, di game keempat mereka telah tertinggal 1-3 dari Warriors.
Gelar juara tersebut adalah yang pertama bagi Cavs, setelah 46 tahun tanpa gelar di NBA. Di gim ketujuh, small forward Cavs LeBron James bermain bak seorang monster dan mencatatkan tripple-double 27 poin, 11 rebound, dan 11 assist.
Penantian yang sama pun dirasakan tim Chicago Cubs dari dunia bisbol. Tiada yang menyangka bahwa tim yang menjadi juara dunia dua tahun berturut-turut pada 1907 dan 1908, butuh waktu lebih dari 100 tahun untuk kembali merengkuh gelar yang sama.
Cubs juara setelah mengalahkan Cleveland Indians dengan skor 8-7 di partai final ketujuh di Lapangan Progressive Field, Ohio, pada 2 November 2016.
 Untuk kali pertama, Komite Olimpiade Internasional mengenalkan tim pengungsi di Olimpiade. (REUTERS/Kai Pfaffenbach) |
Sementara itu di ajang Olimpiade Rio de Janeiro, perenang Suriah Yusra Mardini mencuri hati dunia karena perjuangannya tampil di Brasil. Ia bersama sembilan atlet lainnya terpilih masuk dalam tim pengungsi, sebuah tim yang pertama kali terbentuk di Olimpiade 2016 dan bernaung di bawah bendera Komite Olimpiade Internasional.
Remaja 18 tahun itu adalah korban perang saudara di negaranya sendiri. Mardini pernah berenang untuk Suriah di Kejuaraan Dunia tahun 2012, tapi konflik berdarah di sana memaksa atlet yang turun di nomor 100 meter gaya kupu-kupu itu jadi pengungsi.
Di Olimpiade 2016, banyak negara yang pecah telur alias untuk pertama kalinya dalam sejarah mendapatkan medali emas. Salah satunya adalah Singapura.
Pada 12 Agustus 2016, Joseph Schooling berhasil memenangi medali emas Olimpiade yang pertama untuk Singapura di nomor 100 meter gaya kupu-kupu sekaligus mencetak rekor dengan catatan waktu 50,39 detik.
Perenang 21 tahun tersebut mengalahkan perenang legendaris asal Amerika Serikat, Michael Phelps, perenang yang merebut emas 100 meter gaya kupu-kupu pada tiga Olimpiade sebelumnya. Phelps juga merupakan atlet dengan koleksi medali emas terbanyak sepanjang sejarah yaitu 22 emas.
Atas prestasinya tersebut, Schooling mendapat bonus hampir Rp10 miliar. Bonus terbesar yang diberikan negara kepada atlet berprestasi dalam ajang Olimpiade 2016.
(vws)