Jakarta, CNN Indonesia -- Tak ada yang memungkiri bahwa Boaz Solossa kini telah menjadi legenda hidup Persipura Jayapura. Loyalitas dan kontribusinya pada tim berjuluk Mutiara Hitam pun tak terbantahkan.
Garang di lapangan serta luwes dalam pergaulan menjadikan Boaz sebagai sosok pemimpin ideal di Persipura. Pemain kelahiran Sorong, Papua Barat, itu juga menjadi inspirasi rekan-rekannya di klub maupun di timnas Indonesia.
Seluruh pemain Persipura, baik lokal maupun asing pun menaruh rasa hormat yang begitu besar pada pemain kelahiran 16 Maret 1986 ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Legenda Hidup PersipuraWinger Persipura Ferinando Pahabol bahkan menjadikan Boaz sebagai idola baik di dalam maupun di luar lapangan.
"Kecintaan
Kaka Boaz untuk Persipura sangat luar biasa. Patut dicontoh pemain muda. Menurut saya dia sudah menjadi legenda buat kami di Persipura," kata Pahabol yang ditemui CNNIndonesia.com di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (5/1).
"
Kaka Boaz merupakan sosok pribadi yang baik di dalam tim maupun keluarga. Loyalitasnya di Persipura juga sudah teruji. Saya juga mau contoh dia untuk tetap bertahan membangkitkan prestasi Persipura," ujar pemain sayap 24 tahun tersebut.
Boaz mengawali karier junior bersama Persiss Sorong mulai tahun 1998. Dua tahun berselang, pemain identik dengan nomor punggung 86 tersebut dilirik Perseru Serui.
 Boaz Solossa dianggap jadi salah satu contoh pemimpin yang hebat dalam sebuah klub. (ANTARA FOTO/Indrayadi TH) |
Namanya semakin meroket keetika tampil cemerlang bersama Tim PON Papua pada rentang 2002-2004. Klub terbaik asal Papua, Persipura Jayapura, pun bergerak cepat meminangnya dan tak ragu menempatkannya di tim senior pada 2005.
Boaz sempat hijrah sesaat ke Borneo FC (Piala Presiden 2015) dan klub Timor Leste, Cersae FC, ketika kompetisi Liga Super Indonesia mandek di tahun 2015.
Namun, ia kembali pulang kampung ketika Persipura memutuskan turun di turnamen Piala Sudirman dan Indonesian Soccer Champhionship (ISC) 2016.
Mentor Semua PemainBek kiri Persipura, Ruben Sanadi, yang usianya hanya terpaut satu tahun dari Boaz menyebut rekan satu timnya itu sebagai mentor.
"Bocci (sapaan akrab Boaz) adalah mentor kami di dalam tim. Istilahnya, dia itu adalah mesin gol kami. Anutan pemain lain dan punya peranan penting dalam tim," ujar Ruben.
Ruben juga menilai Boaz masih layak disejajarkan dengan striker papan atas di Liga Indonesia. Bahkan, penyerang yang identik dengan kepala plontos itu juga masih pantas membela timnas Indonesia untuk beberapa tahun ke depan.
"Saya bilang belum waktunya dia pensiun. Dia masih produktif dan bisa bermain beberapa tahun lagi. Kalau timnas butuh, Bocci tetap harus siap (balik ke timnas). Jangan pensiun dulu. Dia masih bisa (bermain)," ujarnya.
Pemain Terbaik IndoonesiaPemain asing Persipura, Yoo Jae-Hoon pun menyebut Boaz sebagai pemain terbaik Indonesia saat ini. Naluri mencetak gol yang dimiliki Boaz kerap menjadi momok menakutkan bagi lawan.
Jae-Hoon pun tidak sepenuhnya setuju jika Boaz pensiun dini dari timnas. Namun, ia tak mau memaksa jika akhirnya Boaz memilih untuk pensiun dari skuat Merah Putih dan fokus membela klub.
"Setidaknya Boaz sudah banyak kasih kontribusi buat timnas Indonesia. Jangan salahkan jika dia akhirnya kasih kesempatan untuk pemain muda dan lebih fokus ke klub," ujar penjaga gawang asal Korea tersebut.
 Boaz Solossa (kiri) tampil bagus dan membawa Timnas Indonesia ke final Piala AFF meski akhirnya kalah di partai puncak. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono) |
Setelah gagal mempersembahkan trofi bagi timnas di Piala AFF 2016, Boaz sempat dikabarkan akan pensiun. Namun, belakangan ia menegaskan tetap bersedia membela Garuda jika masih dibutuhkan.
(ptr)