Jakarta, CNN Indonesia -- Berita mengejutkan itu harus diterima Arema FC. Salah satu kiper senior mereka, Achmad Kurniawan, akhirnya pergi.
Ia bukan pergi berpindah ke klub lain. Ya, kiper yang biasa dijuluki AK47 itu telah meninggal dunia.
Achmad tutup usia pada 39 tahun di Rumah Sakit Syaiful Anwar Malang sekitar pukul 16.00 WIB, sejak menjalani perawatan intensif pada 29 Desember 2016.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga saat ini belum bisa diketahui penyebab kematiannya. Seluruh Arema pun berduka dengan kematian AK, kiper bersahaja yang cukup diandalkan tim.
Pada Indonesian Soccer Championship musim lalu, AK lebih banyak dipercaya menjaga mistar gawang Singo Edan.
Arema merupakan klub yang paling lama dibelanya sejak 2006 hingga 2008 dan 2010 sampai akhir hayatnya.
Setelah menghabiskan enam musim bersama Persita Tangerang, klub pertamanya, ia hijrah ke Malang pada 2006. Di Arema ia hanya bertahan selama dua musim sebelum akhirnya berlabuh ke Persik Keduru pada 2008.
Ia kemudian melanjutkan petualangannya hijrah ke Luar Jawa, tepatnya bergabung bersama Semen padang pada 2009, selama satu musim.
Setelah hengkang dari Semen Padang ia kembali ke Arema. Setelah itu AK seolah tak bisa berpindah ke lain hati.
Kakak kandung Kurnia Meiga itu juga sudah banyak merasakan suka-duka bersama Arema. Meski sempat mengalami dualisme klub, Ak tetap bertahan bersama Singo Edan.
Kecintaan penjaga gawang kelahiran Jakarta itu terhadap kehidupan bersahaja dan kehangatan warga Malang, sepertinya yang membuatnya tetap bertahan.
Salah satu pertimbangan lain ia kembali ke Singo Edan lantaran adik kandungnya juga ke Arema pada 2008.
Bergabung bersama Kurnia Meiga pernah diakuinya merupakan kebahagiaan terbesarnya. Ia bisa bertukar pikiran dengan sang adik, sekaligus menasihatinya sebagai kakak kandung.
AK dan Kurnia Meiga bisa dibilang punya kepribadian yang berbeda. Kurnia Meiga cenderung tertutup, sementara sang kakak amat terbuka dan bersahaja.
Jika Kurnia Meiga memiliki temperamen yang mudah sekali terpancing dan meledak, AK termasuk kiper yang cukup tenang.
Selain di Arema, Persita Tangerang juga merupakan klub yang begitu berkesan baginya. Klub berjulukan Pendekar Cisadane itu merupakan klub pertama sejak memulai karier sebagai pesepak bola profesional.
Persita merupakan klub terlama kedua yang pernah dibelanya selama enam musim. Berkat kepiawaiannya itu menjaga gawang Persita, AK menjadi kiper utama kala itu.
Ia bahkan diberikan status Pegawai Negeri Sipil oleh Pemerintahan Kabupaten Tangerang berkat kontribusinya pernah mencuatkan nama Persita di sepak bola Indonesia.
Namun, kecintaannya di Malang yang membuatnya tetap bertahan bersama Arema. Purna sudah pengabdiannya bersama Singo Edan setelah ia mengembuskan napas terakhir pada Selasa (10/1) di kota yang dicintainya itu.
Selamat jalan AK47, semoga bahagia di sana.