Jakarta, CNN Indonesia -- Leicester City terus terpuruk dalam status meeka sebagai juara bertahan Liga Primer Inggris musim ini. Mereka kini bahkan tak bisa lagi memimpikan bertarung di papan atas karena bakal disibukkan dengan perjuangan menghindari zona degradasi.
Kekalahan 0-3 dari tuan rumah Southampton di St. Mary membuat Leicester hanya membukukan 21 poin dari 22 pekan yang telah mereka jalani. Hal ini membuat mereka menyamai catatan Ipswich di musim 1962/1963 sebagai juara bertahan dengan poin terburuk.
Selain rekor poin terburuk sebagai juara bertahan, Leicester juga harus menerima pil pahit sebagai tim yang tak pernah menang dalam 13 laga tandang Liga Primer Inggris musim ini. Merek jadi satu-satunya tim dengan catatan buruk tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Catatan tak pernah menang dalam laga tandang sendiri sudah menyentuh angka 18 laga di Liga Inggris, bila ditambahkan hasil di akhir musim lalu. Catatan itu adalah catatan terburuk dalam sejarah Leicester sejak tahun 2005 lalu.
Dalam 10 laga terakhir Liga Inggris, Leicester hanya sanggup mencatat dua kemenangan dan membukukan sembilan poin dari 30 angka maksimal yang bisa didapat.
Catatan-catatan buruk itu membuat Leicester kini ada di peringkat ke-15, selisih lima angka dari zona degradasi.
Pada awal musim sendiri, manajer Leicester Claudio Ranieri tak pernah memberikan target tinggi pada timnya setelah sukses jadi juara Liga Inggris musim lalu. Ranieri hanya ingin timnya bisa meraih angka aman, 40 poin untuk lepas dari jerat degradasi.
Sejumlah pemain bintang pun berhasil dipertahankan Ranieri seperti Riyad Mahrez, Jamie Vardy, dan Danny Drinkwater. Namun hal itu sepertinya tak cukup bagi Leicester untuk sekadar bisa masuk zona papan tengah Liga Inggris sejauh ini.
(ptr)