Jakarta, CNN Indonesia -- Sudah 14 tahun Venus Williams tak merasakan sensasi tampil di final turnamen Grand Slam Australia Terbuka. Jangankan final, untuk bisa lolos dari jeratan babak pertama saja butuh perjuangan besar bagi kakak kandung Serena Williams itu.
Tak sekadar menghadapi lawan berstamina lebih oke yang berusia jauh di bawah, petenis asal Amerika Serikat itu juga harus berjuang dengan Sindrom Sjorgen yang telah dideritanya sejak 2011.
Sindrom Sjögren adalah kelainan otoimun yang membuat sel imun menyerang dan menghancurkan kelenjar eksokrin yang memproduksi air mata dan liur. Sindrom Sjögren selalu dihubungkan dengan kelainan rheumatik seperti arthritis rheumatoid.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara gamblang, Venus di saat-saat yang tidak terduga akan mengalami ngilu pada sendi dan kelelahan yang sangat hebat. Ada kalanya ia juga sangat sukar untuk bangun dari tempat tidur.
Venus didiagonis menderita penyakit itu ketika tengah menjalani Grand Slam Amerika Serikat Terbuka 2011 dan ia pun terpaksa mundur. Petenis yang dibesarkan di Compton, Los Angeles, itu juga harus mengubah gaya hidupnya untuk sekadar bisa mengangkat raket saat latihan.
Tak heran, Venus sering mundur dari turnamen karena kerap kali merasakan sakit di bagian lengan kanannya. Seperti pada penampilan perdana di 2017 pada ASB Classic di Auckland, Venus terpaksa mundur karena mengalami cedera di lengan.
Tapi sindrom itu tak membuat Venus gantung raket. Petenis 36 tahun tersebut bahkan menikmati setiap menit berada di lapangan di sisa-sisa kariernya yang di ujung mata.
Kini, menjadi petenis tertua yang tampil di Grand Slam Australia Terbuka 2017, Venus masih mampu menunjukkan taring. Menekuk kompatriotnya sendiri, Coco Vandeweghe 6(3)-7, 6-2, 6-2 di Rod Laver Arena, Kamis (26/1), Venus tancap gas ke final.
 Venus dan Serena Williams mendominasi dunia tenis dalam 20 tahun terakhir. (AFP PHOTO / FRANCOIS GUILLOT) |
Sukses Venus tembus ke final benar-benar di luar prediksi. Baik oleh orang lain, termasuk sang adik Serena, maupun dirinya sendiri. Terakhir kali, ia melaju ke final Australia Terbuka pada 2003 silam.
"(Kemenangan) ini sangat berarti bagi saya," sebut Venus yang kini menduduki peringkat 17 dunia itu usai menangi pertandingan dalam waktu dua jam setengah.
Venus akan berebut gelar juara di Melbourne Park bersama sang adik yang berpredikat sebagai petenis peringkat dua dunia. Duel Williams bersaudara itu akan jadi yang ke-28 sepanjang sejarah. Serena menang di 16 pertandingan di antaranya. Di final Grand Slam, Serena selalu menang dari sang kakak.
Ini juga bakal jadi pertemuan kedua buat kakak beradik itu di final Australia Terbuka setelah 2003 yang dimenangi Serena.
Serena sendiri mengaku cemas dengan kondisi Venus sebelum memulai turnamen. Ia takut cedera sang kakak kambuh saat pertandingan berjalan.
"Saya selalu stres dan khawatir apakah ia (Venus) akan baik-baik saja dan bisa bermain," kata Serena yang menjadi favorit juara di Melboure Park tahun ini.
"Saya akan melihat ia berlatih dengan baik dan melakukannya dengan baik. Saya selalu bertanya apa yang terjadi saat ia kalah. Tapi pada saat yang sama saya bisa teriak 'wow' ia bisa mencapai posisi ini (final)," beber Serena, 35 tahun.
Tapi toh Venus tetap berjuang melawan penyakit dan setiap lawan yang akan dihadapinya. Ia akan berjuang untuk meraih gelar Grand Slam ke delapan sepanjang karier.
"Maksudku, jujur, semua tanda-tanda seperti yang saya alami di Auckland tidak terlihat. Tapi saya tahu saya bisa bermain dan saya mencobanya. Selama Anda terus mencoba, Anda memiliki kesempatan. Itu sebabnya aku di sini," ungkap Venus yang mencoba menyembunyikan penyakit otoimun yang dideritanya dalam setiap pertandingan.
Jelang final, Venus tak mau kalah dari sang adik yang punya prestasi lebih mentereng. Ia berjanji akan menampilkan permainan terbaik.
Dengan optimistis, Venus memastikan dirinya mampu bersaing melawan segala kemungkinan. Meskipun lawan yang akan di hadapi adalah adiknya sendiri yang punya catatan prestasi lebih baik darinya dan juga punya ambisi melampaui rekor 23 Grand Slam milik Steffi Graff.
Mimpi Venus untuk membuktikan perjuangannya melawan ngilu tidak sia-sia juga tak kalah besar.
"Saya tahu pertandingan ini tidak mudah. Saya harus bisa mengontrol diri sendiri. Apalagi lawan ini adalah adik Anda, dan ia pemain yang super mengagumkan."
(vws)