Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan bintang Barcelona, Ronaldinho, menegaskan dirinya tak mungkin menjadi pelatih sepak bola karena ia tak pernah tahan menyaksikan satu pertandingan penuh karena sarafnya menegang.
"Saya tak bisa menyaksikan 90 menit karena saya akan menderita," kata Ronaldinho kepada
Goal.
"Saya hanya suka menyaksikan momen-momen terbaik dan juga gol-gol. Karena itulah saya takkan pernah menjadi pelatih sepak bola."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ronaldinho yang kini berusia 36 tahun datang ke Perancis untuk menyaksikan pertandingan antara mantan kesebelasannya, Paris Saint Germain, melawan AS Monaco dalam lanjutan Liga Perancis. Kedua kesebelasan berada di bagian atas klasemen dengan hanya dipisahkan tiga poin.
Meski tak tahan menonton sepak bola, Ronaldinho tetap akan memberi dukungan pada PSG, kesebelasan yang ia sebut punya tempat spesial dalam kariernya.
"Di sini semua orang menghormati saya dan juga memberi saya banyak sekali pelukan. Ini klub yang saya sangat cintai. Saya tak tahu alasan orang-orang sangat senang dengan saya di sini -- ketika saya mengingatnya kembali, saya tak bisa berkata-kata."
Ronaldinho bermain dua musim bersama PSG sejak 2001 -- kesebelasan pertamanya di Eropa. Penampilan apik di Paris kemudian membuatnya dilirik Barcelona dan perjalanan menjadi salah satu pemain terbaik dalam dua dekade terakhir pun dimulai.
Mantan pemain tim nasional Brasil itu pun mengakui peran penting PSG dalam karier sepak bolanya, meski ia tak pernah mendapatkan piala di sana.
"Saya adalah putra PSG. Ketika saya datang ke sini, gerbang-gerbang klub Eropa terbuka untuk saya," kata Ronaldinho.
"Masa-masa saya di sini sangat special. Pertandingan melawan Marseille dan Bordeaux, gol ke gawang Guingamp...ini adalah momen yang tak bisa saya lupakan."
(vws/vws)