Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI), Sadikin Aksa mengakui pembangunan sirkuit balap motocross di Pangkal Pinang merupakan bagian tersulit dalam persiapan menyambut gelaran Motocross Grand Prix (MXGP). Meski demikian, Sadikin optimistis semua bisa selesai tepat pada waktunya.
Kondisi kota Pangkal Pinang yang tidak semaju kota-kota di Pulau Jawa dalam menyelenggarakan ajang olahraga menjadi kendala tambahan dalam menyelenggarakan ajang tersebut.
"MXGP sejauh ini persiapan sudah di atas 50 persen. Bila nanti sirkuit sudah jadi, ya sudah hampir beres semua. Karena yang paling susah itu (bangun) sirkuit," kata Sadikin.
"Kami (IMI) regulator, harus lebih fokus pada persiapan event yang waktunya mepet sebulan lagi. Konstruksi dari sirkuit baru berjalan 30 persen, dan banyak sekali hal-hal detail yang jadi standar MXGP dan itu yang membuat kami jadi sedikit kewalahan," katanya menambahkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tahun ini Indonesia jadi satu-satunya perwakilan negara Asia Tenggara yang menjadi tuan rumah ajang MXGP yang merupakan ajang motocross internasional.
"Ini masih tahun pertama. Buat kami ini jadi tantangan tersendiri. Dan Insya Allah dengan dukungan dari pemerintah, saya yakin hambatan yang kami hadapi dapat terlewati," ucap Sadikin.
Terkait sumber daya manusia (SDM) lokal yang akan membantu menyukseskan ajang tersebut, Sadikin mengatakan sudah tak ada lagi kendala. Pekan lalu, ucapnya, tim Federasi Sepeda Motor Internasional (FIM) sudah datang ke Pangkal Pinang untuk mengadakan pelatihan.
"Akan ada 70 hingga hampir 120 orang (SDM). Dan mereka harus bisa bahasa Inggris. Kami bekerja sama dengan IMI Bangka Belitung untuk mempersiapkan SDM-SDM lokal," kata Sadikin.
Sadikin berharap para pebalap Indonesia dapat menjadikan ajang ini sebagai kesempatan untuk menimba pengalaman. Menurutnya, para crosser -- sebutan untuk pebalap Motocross -- Indonesia belum bisa disandingkan dengan para pebalap negara lain.
"Memang untuk mencapai standar dunia belum waktunya, butuh waktu yang panjang untuk mereka. Setidaknya publik bisa melihat pebalap-pebalap Indonesia berkompetisi dengan crosser-crosser dari seluruh dunia. Crosser kita masih berat untuk bersaing," ujar Sadikin.
"Untuk bisa bersaing di masa depan, harus punya pengalaman dulu. Mereka harus cari pengalaman di kejuaraan dunia ini. Mereka kejuaraan Asia saja belum pernah ikut apalagi kejuaraan dunia? Itu saja," ujarnya.
(ptr)