Catatan: Artikel ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi CNNIndonesia.com
Jakarta, CNN Indonesia -- Zlatan Ibrahimovic merentangkan tangan sambil berlutut di Stadion Wembley. Ibrahimovic sukses jadi bintang kemenangan Manchester United di final Piala Liga. Bukan hanya Ibrahimovic yang gembira, bukan hanya pemain Manchester United yang bersuka cita, melainkan pula Jose Mourinho yang pada akhirnya bisa tertawa.
Mourinho datang ke Manchester United dengan sejuta harapan. Lewat nama besar yang telah ia ukir di perjalanan kariernya, Mourinho diyakini bisa memikul beban berat posisi sebagai manajer Manchester United yang masih terlalu lekat dengan Sir Alex Ferguson.
Namun kedatangan Mourinho tak sepenuhnya disambut keyakinan. Nama besar bukan syarat satu-satunya untuk menjadikan Manchester United tim yang menakutkan bagi tiap lawan. Louis van Gaal buktinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pesan yang saya dapat dari pemilik dan Ed Woodward adalah: 'Kamu akan habiskan tiga musim yang kamu miliki, bekerja keras, membangun tim, dan berusaha mengembalikan kejayaan kami dalam kurun waktu tiga tahun."
Itu yang dikatakan Mourinho di awal musim saat membangun kerangka tim Manchester United seperti yang ia inginkan.
Sejumlah bintang pun didatangkan, mulai dari Zlatan Ibrahimovic, Eric Bailly, Henrikh Mkhitaryan, hingga pemain termahal di dunia, Paul Pogba.
Ada garansi kontrak tiga musim Mourinho di Old Trafford tidak akan mendapat potongan lebih awal. Namun Mourinho juga bukan pria bodoh yang percaya bahwa tak ada istilah 'syarat dan ketentuan berlaku' dalam jaminan kontrak.
Mourinho sadar bahwa ia harus meracik Manchester United sebagai tim pemenang bila ingin posisinya sebagai manajer tak digoyang.
Pengalaman buruk dipecat Chelsea musim lalu saat baru saja mengantar tim tersebut jadi juara Liga Inggris, plus pemecatan Claudio Ranieri sebagai manajer Leicester City usai menghadirkan musim penuh keajaiban di 2015/2016, menjadi pelajaran berharga bagi Mourinho.
"Saya pikir pemecatan saya musim lalu adalah hal negatif yang sangat besar. Namun kini saya menyadari bahwa hal itu hanya masalah kecil bila dibandingkan dengan yang terjadi pada Claudio Ranieri," ujar Mourinho beberapa hari lalu.
 Para pemain Manchester United merayakan keberhasilan menjadi juara Piala Liga. (Reuters / Darren Staples) |
Jalan Mourinho di Manchester United sendiri pada akhirnya tak berjalan mulus. Diawali 'kemenangan kecil' pada ajang Community Shield, langkah 'Setan Merah' justru terseok-seok ketika Liga Primer Inggris dimulai.
Mourinho tak mampu membawa Manchester United bersaing dengan sejumlah klub yang juga diarsiteki manajer anyar seperti Chelsea bersama Antonio Conte dan dan Manchester City dengan Pep Guardiola.
United bahkan tak mampu sekadar mengisi posisi di empat besar.
Mourinho meminta waktu dan pengertian untuk adaptasi dan mendapatkan pola terbaik untuk Manchester United, tapi penggemar United pastinya tak rela bila pengertian dan pemakluman untuk Mourinho diartikan terpuruk di klasemen Liga Primer Inggris.
Setelah kalah 1-2 dari Fenerbahce di ajang Liga Europa pada awal November lalu, Mourinho pada akhirnya sukses menemukan racikan terbaik di Manchester United.
Mourinho membawa Manchester United melalui 25 laga berikutnya hingga bulan Februari dengan hanya catatan menelan satu kekalahan, yaitu 1-2 dari Hull City di semifinal Piala Liga. Kekalahan itu pada akhirnya tak berpengaruh besar karena United tetap lolos ke final Piala Liga.
Catatan impresif sejak bulan November itu sendiri mulai menyurutkan suara-suara sumbang yang sudah mengarah ke Mourinho lantaran performa buruk 'Setan Merah' di awal musim.
Mourinho sadar ia butuh pernyataan yang lebih tegas dari sekadar rentetan hasil positif. Mourinho butuh trofi karena hal itu akan meyakinkan manajemen dan juga para pendukung Manchester United bahwa Pogba dan kawan-kawan ada di arah yang benar bersamanya.
"Ya, saya sedikit emosional menanggapi kemenangan ini. Tak mudah memenangi Piala Liga dan tentunya tak mudah melakukannya dengan beban yang ada pada diri saya," ujar Mourinho usai Manchester United dipastikan jadi juara Piala Liga.
Bila janji sukses Mourinho untuk Manchester United adalah sebuah rumah, maka trofi Piala Liga adalah down payment (DP) alias uang muka yang baru saja dibayarkan oleh Mourinho.
Mourinho sadar bahwa nihil trofi di musim perdana tak akan diterima begitu saja oleh penggemar Manchester United. Sebagai klub besar, suporter Setan Merah butuh pembuktian dan Mourinho telah menghadirkannya lewat raihan trofi Piala Liga.
Kini manajemen dan penggemar Manchester United makin percaya bahwa Mourinho memang punya kemampuan untuk membawa 'Setan Merah' menuju kejayaan.
Kesempatan Mourinho untuk mencicil sukses bersama Manchester United masih terbuka di musim ini. Masih ada Piala FA, Liga Europa, dan tiket Liga Champions yang bisa diajukan sebagai cicilan kesuksesan.
Dengan ada trofi di tangan, setidaknya kegagalan Mourinho membawa Manchester United juara Liga Inggris di musim perdananya masih masuk dalam kategori 'adaptasi dan butuh pengertian'.
(ptr)