Jakarta, CNN Indonesia -- Drama terjadi di garasi tim McLaren pada tes resmi pertama Formula One pekan ini di Barcelona. Satu-satunya tim yang menggunakan suplai mesin dari Honda pada musim mendatang itu mengalami persoalan teknis dalam tes, Selasa (28/2).
Sehari sebelumnya, McLaren yang kini memulas mobil balapnya dengan warna oranye, hanya bisa melakoni beberapa putaran awal dan harus kembali ke garasi karena masalah teknis.
Hal tersebut mengingatkan akan kesulitan McLaren dalam dua musim terakhir menggunakan mesin Honda. Berkaca pada persoalan yang dialami pada dua sesi tes di Barcelona, seperti membuka mata akan kesulitan yang kembali bakal dialami McLaren.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak 2015 silam kendali mobil McLaren-Honda disetir dua mantan juara dunia. Mereka adalah Jenson Button yang ada di tim itu sejak 2010 dan Fernando Alonso yang baru pindah dari Ferrari pada 2015.
Bersama McLaren, kedua pebalap hebat itu melorot. Dalam dua tahun terakhir tak ada grand prix yang bisa mereka menangkan dan harus mengakhiri kompetisi di urutan 10 besar.
Jangankan menjadi juara, kedua pebalap veteran itu pun tak pernah sekalipun berdiri di atas podium dalam dua musim bersama Honda.
Meski menunjukkan perbaikan pada tahun lalu dibandingkan setahun sebelumnya, yang terjadi dalam dua hari tes di Barcelona ini membuat McLaren skeptis mendapat peruntungan di kompetisi 2017 ini.
Hal itu terlihat dari kekecewaan Alonso atas persoalan teknis mobil timnya.
Mengecewakan, iya betul. Saat Anda bekerja keras selama tiga bulan untuk kebugaran dan di simulator. Kemudian seketika dalam putaran pemanasan, Anda terhenti dan hari Anda berakhir," kata Alonso yang pernah menjadi juara dunia F1 sebanyak dua kali seperti dikutip
The Telegraph, Selasa (28/2).
 Fernando Alonso. (Reuters/Olivia Harris) |
Perubahan Formasi PebalapSkeptisme atas performa McLaren musim mendatang juga ditambah oleh perubahan formasi pebalap di kokpit McLaren. McLaren menukar guling posisi Button dengan Juara dunia GP2 2015, Stoffel Vandoorne, yang semula menjadi pebalap cadangan bagi tim tersebut.
Persoalannya kini pada Alonso. Direktur balap McLaren, Eric Rene Boullier, telah menyatakan Alonso begitu tak bahagia atas yang terjadi dalam tes di sirkuit Katalonia ini.
Pada hari pertama, Boullier mengonfirmasi mobil McLaren MCL32 yang dikendalikan Alonso mengalami persoalan sistem oli. Sehari kemudian giliran mobil yang dikendalikan Vandoorne mengalami masalah.
Mobil itu mengalami masalah unit tenaga sehingga harus didorong hingga masuk kembali ke garasi. McLaren lalu mengganti unit tenaga, dan Vandoorne pun mampu kembali melakukan tes pada Selasa (28/2) petang.
"Ketika Anda mendesain sebauh mobil baru dan unit tenaga baru di bawah aturan yang baru, ini mungkin saja muncul masalah yang tak ditemukan saat pengembangan di masa pramusim," kilah Boullier.
Namun, segala persoalan-persoalan tersebut dikatakan Alonso amat merugikan dirinya sebagai pebalap.
"Saya hanya punya tiga pekan [lagi] untuk kejuaraan dunia - ini bukanlah sebuah situasi yang ideal," kata Alonso yang berharap McLaren dan Honda bisa mengatasi masalah yang dihadapi mobilnya dalam dua musim terakhir.
Pada awal musimnya bersama McLaren, Alonso terpaksa finis di urutan ke-17 dalam klasemen pebalap. Dari total 19 seri grand prix pada 2015 silam, Alonso hanya mampu finis 10 kali--sekali di bawah sepuluh besar.
Dari total 19 seri tersebut, Alonso terpaksa mundur dari balap karena gagal finis sebanyak tujuh kali. Pada seri grand prix di Italia, ia berada di urutan 18, meski tak finis, karena telah menyelesaikan 90 persen jarak balap.
Pada tahun berikutnya, Alonso mampu memperbaiki posisi walau belum cukup baik. Dari total 21 seri, ia gagal finis sebanyak empat kali dan kesulitan untuk finis di lima besar.
"Pekan depan harus lebih baik dan semoga saja kita lebih baik di Australia [saat musim kompetisi 2017 dibuka]," tukas Alonso.
Hal yang dirasakan Alonso berbeda dengan yang dirasakan Vandoorne. Pemuda asal Belgia itu masih antusias bisa menjadi pebalap penuh F1. Dia pun berharap hal positif bisa datang dan segala persoalan teknis dapat teratasi.
"Ini adalah musim pertama saya di Formula One, jadi saya butuh setiap putaran, saya perlu itu dan itu menjadi pengalaman berharga bagi saya," kata Vandoorne yang kembali melakukan tes di mobil MCL32 pada hari ini, Kamis [2/3).
Setelah Alonso menyelesaikan hari terakhir tes di sirkuit Katalonia, Rabu (1/3), Vandoorne bakal melakoni tes hari terakhirnya di sirkuit tersebut hari ini.
 Musim depan Fernando Alonso akan ditemani oleh Stoffel Vandoorne. (REUTERS/Toru Hanai) |
Masih Sulit Membayangkan Kejayaan HondaDua tahun lalu adalah untuk kali pertama Honda kembali ke lintasan balap F1. Terakhir kali mesin pabrikan Jepang itu meraung di lintasan balap jet darat adalah pada 2008 silam. Kala itu kurun waktu tiga musim tim pabrikan tersebut menyuplai ekslusif untuk Honda Racing Team.
Sebelumnya kurun waktu 2000-2005, Honda adalah penyuplai mesin untuk tim BAR dan Jordan.
McLaren bukanlah mitra baru bagi Honda. Kedua lembaga tersebut pernah mengalami kerja sama yang sukses kurun waktu 1988-1992. Total ada 44 kemenangan yang didapat termasuk saat merajai F1 pada dekade 1988 hingga 1991 bersama sang legenda mendiang Ayrton Senna (1988,1990,1991) dan Alain Prost (1989).
Jelang kompetisi 2017, kredibilitas Honda pun dipertaruhkan karena kerusakan mobil McLaren dalam dua hari tes. Apalagi McLaren adalah satu-satunya tim yang mesinnya disuplai Honda dalam ajang F1.
Tak heran tim khusus dari Honda bergerak cepat untuk menginvestigasi.
Terkait gangguan sistem oli yang dialami Alonso, bos Honda di F1, Yusuke Hasegawa menyatakan itu terkait desain dari tangki pelumas dalam mobil MCL32.
Itulah yang kemudian menjadi persoalan. Pasalnya, perubahan desain walaupun setipis rambut bakal berpengaruh hampir ke seluruh sistem dan area pada mobil. Terutama pada desain menempatkan unit tenaga dan sasis.
Adapun terkait unit tenaga pada mesinnya, Boullier berharap Honda menyelesaikan persoalan itu tepat waktu—setidaknya sebelum GP Australia. Apalagi Honda mengklaim hampir 95 persen mesin untuk McLaren baru.
Itulah alasannya sulit bagi McLaren untuk kembali menunjukkan kejayaan di tengah waktu yang semakin sempit sebelum gelaran kompetisi F1 dimulai pada 26 Maret mendatang.
(kid)