Jakarta, CNN Indonesia -- Duel Manchester United melawan Everton bakal diwarnai reuni mantan penggawa Ajax Amsterdam. Situasi ini merujuk pertemuan Zlatan Ibrahimovic dengan mantan pelatihnya di Ajax, Ronald Koeman.
Sebelum kedatangan Koeman di Amsterdam, Ibra tak banyak mendapatkan menit bermain kala kursi pelatih masih diduduki Co Adriaanse. Karier cerah pemain asal Swedia itu dimulai ketika Koeman datang menggantikan Adriaanse.
Koeman merupakan pelatih yang memberikan kesempatan bagi Ibra untuk melakoni debut profesionalnya sebagai starter pada musim 2001/2002. Di musim ini pula striker asal Swedia itu mencicipi gelar Eredivisie.
Musim berikutnya, striker asal Swedia itu juga mendapat kepercayaan menjalani debut di Liga Champions saat menghadapi Lyon. Debutnya dibayar lunas dengan mencetak dua gol kemenangan 2-1 ke gawang Lyon.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karier Ibra terus melesat dan menjelma sebagai bomber mematikan di depan gawang lawan. Total 48 gol dan 15 assist dikemas selama tiga musim bersama De Godenzonen.
Gol yang disarangkan Ibra ke gawang NAC Breda pada 22 Agustus 2004 pun masuk dalam Gol Terbaik berdasarkan pilihan pembaca Eurosport.
 Zlatan Ibrahimovic dikenal sebagai pemuda nakal nan bertalenta kuat di Ajax Amsterdam. (AFP PHOTO/PASCAL GEORGE) |
Nama Ibra bersama Ajax kian melambung. Tak pelak, klub-klub elite Eropa kepincut untuk meminangnya. Adalah Juventus yang berhasil mendapatkan tanda tangan pemain jebolan Malmo FC itu.
Berdasarkan laporan media-media Belanda, salah satu alasan Ibra dilepas ke Juventus karena dituding sebagai penyebab cedera yang dialami Rafael Van der Vaart pada laga persahabatan antara Swedia melawan Belanda.
Meski demikian, hubungan mesra antara Koeman dan Ibra tak berhenti sampai di situ. Keduanya kerap berkomunikasi secara pribadi. Hubungan Koeman dan Ibra kian erat lantaran menjalani karier di Liga Primer meski membela klub yang berbeda.
Koeman mengaku tak terkejut akan dampak besar yang diberikan Ibra kepada ManUtd. Meski sudah menginjak usia 35 tahun, Ibra sejauh ini masih mampu menyumbang 26 gol dan sembilan assist dari total 41 laga bersama MU.
"Saya tak terkejut (terhadap dampak Ibra di Liga Primer) dengan dampak yang diberikan Zlatan karena dia sangat bertalenta dan juga kuat. Mungkin secara mental dia adalah salah satu pemain terkuat yang saya kenal. Saya masih mengagumi anak itu," ujar Koeman.
"Saya mengenal dia begitu baik dan meski usianya tak lagi muda dia masih menjadi bagian penting dalam tim dan terus mencetak gol. Ini membuktikan dirinya salah satu yang terbaik, saya sangat menghormatinya."
Pemuda Nakal Gemar Mobil MewahDi sisi lain, Koeman juga menyimpan kenangan ketika sulitnya menangani Ibra di usia 19 tahun. Pemain muda bergelimang harta yang memiliki hobi mengemudi mobil mewah bersama rekan sejawat.
"Saya melatih Zlatan ketika dia masih muda dan kadang menyulitkan! Tapi, baiklah, itu hal yang wajar. Saya juga sekarang bisa menghadapi pelatih lebih baik dibanding ketika saya masih berusia 19 tahun!"
 Ronald Koeman mengenang nostalgia bersama Zlatan Ibrahimovic di Ajax Amsterdam. (AFP PHOTO/MIGUEL RIOPA) |
"Dia sosok yang menyenangkan, namun kami punya banyak pemain muda. (Rafael) Van der Vaart, (Nigel) De Jong, (John) Heitinga, Mido, Zlatan, benar-benar talenta besar saat itu. Namun, semuanya masih 19 tahun, mengendarai Ferrari dan Porsche!"
Kenangan tersebut masih tersimpan rapi di dalam album kehidupan Koeman dan Ibra. Bahkan, keduanya lebih punya waktu bersama untuk berbincang di sela-sela jeda laga ketat Liga Primer.
"Saya berjumpa Zlatan tiga atau empat kali belakangan ini. Kami berbicara soal masa-masa yang kami habiskan di Ajax. Dia tahu persis bagaimana tingkahnya ketika di usia 19 dengan keadaannya sekarang," tutur Koeman.
Kenangan indah antara pelatih dan murid tersebut bakal disimpan rapat-rapat untuk sementara waktu. Sebab, keduanya akan menjadi musuh satu sama lain di Old Trafford, Selasa (4/4) atau Rabu dini hari WIB nanti.