Jakarta, CNN Indonesia -- Pep Guardiola adalah sosok pelatih menonjol di Eropa dalam sewindu terakhir. Dia berhasil membawa tim-timnya berjaya meraih trofi--kecuali Manchester City musim ini.
Pada tahun debutnya menjadi pelatih tim utama, pada musim 2008/09, Guardiola membawa Barcelona juara La Liga, Piala Raja, dan Liga Champions. Torehan ajaib Guardiola bertambah lagi dengan trofi Super Spanyol, Piala Super Eropa, dan Piala Dunia Antarklub pada 2009 silam.
Kini, kiprah Guardiola disaingi pelatih klub rival, Zinedine Zidane. Zidane kali pertama menjadi pelatih utama pada awal 2016 silam menggantikan Rafael Benitez yang dipecat. Hasilnya, tiga trofi diraih yakni Liga Champions, Super Eropa, dan Piala Dunia Antarklub pada 2016 silam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Musim ini Zidane telah membawa Madrid menjuarai La Liga, dan selangkah lagi menjuarai Liga Champions. Madrid harus melewati tantangan Juventus di babak final sebelum menjuarai Liga Champions.
Menarik dibandingkan kiprah Zidane serta Guardiola sebagai fenomena pelatih baru--pada masannya--yang meraih trofi.
Sebelum menjadi pelatih, kedua sosok itu adalah pemain bertipe gelandang. Kebetulan pula kedua sosok itu bermain untuk klub yang bermusuhan di Spanyol, Guardiola untuk Barcelona dan Zidane untuk Madrid.
 Pep Guardiola. (Reuters / Toby Melville) |
Saat berkarier sebagai gelandang, Guardiola kenyang dengan trofi bersama Barca selama dekade 1990an. Sementara itu, Zidane adalah playmaker yang membawa Madrid berjaya di ujung kariernya.
Saat pertama kali ditunjuk melatih Madrid, Zidane tak ingin kinerja dirinya disandingkan bahkan dibandingkan dengan Guardiola.
"Anda jangan membandingkan saya dengan Guardiola. Dia telah mencapai hal-hal yang luar biasa," ujar Zidane pada Januari 2016 silam seperti dikutip kembali dari
BBC Sport, Senin (29/5).
Pada karier melatihnya di Barcelona, Guardiola memberi 14 trofi dalam empat tahun termasuk dua trofi Liga Champions.
Rekor yang masih panjang untuk disamai pencapaiannya, kecuali dalam hal Liga Champions. Sementara ini Zidane berpeluang menyamai rekor Guardiola, sekaligus mencatatkan sejarah baru yakni sebagai juara bertahan yang mampu memenangi trofi Liga Champions kembali.
Akhir pekan ini di Cardiff, Wales, Madrid akan melawan tim yang juga pernah dibela Zidane saat menjadi pemain: Juventus.
Jelang final mendatang, Madrid memiliki statistik bagus yakni selalu juara setiap kali mampu menembus final. Dan, bersama Zidane, Real Madrid bermain di empat final kejuaraan dalam 18 bulan karier melatihnya.
"Saya hanya pelatih yang telah melakukan segalanya dengan benar, namun setiap orang dalam skuat ini pun melakukan pekerjaan fenomenal," ujar Zidane seperti dikutip dari
AFP.