Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi menanggapi polemik perubahan regulasi penangguhan kewajiban pemain U-23 di Liga 1. Semua pihak diminta lapang dada demi membangun kekuatan Timnas Indonesia U-22.
Dalam waktu dekat, skuat Garuda Muda asuhan Luis Milla akan tampil di dua kompetisi, yakni Kualifikasi Piala Asia U-22 dan SEA Games 2017 Malaysia.
"Contoh, di tahapan awal Liga 1 kami melakukan regulasi pemain muda U-23 untuk wajib main di lapangan diikuti dengan pergantian lima pemain di dalamnya, yang tiga ini wajib main. Ini dalam rangka membantu kinerja Luis Milla untuk membentuk timnas," ujar Edy di Bali, Kamis (6/7).
"Pemain yang diambil Milla (untuk Timnas U-22) adalah hasil dari pencarian bakat lewat kompetisi Liga 1. Saya harus mengucapkan terima kasih kepada klub yang memfasilitasi ini sehingga didapatlah pemain-pemain ini," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, para pemain muda yang terpilih masuk timnas ini disebut Edy juga masih membutuhkan jam terbang di kompetisi Liga 1.
"Setelah selesai putaran pertama Liga 1, pemain sudah ditemukan, kami akan kembalikan regulasi secara normal kembali," ujarnya.
Eddy juga mengakui pihaknya memfasilitasi regulasi wajib menggunakan pemain U-23 minimal tiga pemain selama 45 menit pertandingan didukung dengan lima kali pergantian pemain meski itu melanggar regulasi pertandingan FIFA.
Ini diambil karena PSSI kesulitan untuk mendapatkan pemain muda sepak bola terbaik di Indonesia.
"Makanya kami perlu memfasilitasi ini meski menyalahi statuta. Tapi kami izin ke FIFA dengan alasan tertentu dan FIFA mengizinkan untuk di putaran pertama Liga 1 dan setelah itu semua berjalan normal," pungkasnya.