Denda Persib di Liga 1 Mencapai Lebih dari Rp1 Miliar

Ahmad Bachrain | CNN Indonesia
Senin, 06 Nov 2017 23:00 WIB
Persib Bandung menjadi klub yang paling banyak mengeluarkan uang untuk membayar denda di Liga 1. Jumlahnya lebih dari Rp1 Miliar.
Komdis PSSI mengungkapkan total sanksi Persib di Liga 1 lebih dari Rp1 miliar. (ANTARA FOTO/Risky Andrianto)
Jakarta, CNN Indonesia -- Persib Bandung tampil sebagai klub yang paling banyak mendapatkan sanksi di kompetisi Liga 1 2017. Jumlahnya disebut mencapai lebih dari Rp1 Miliar.

Hal itu diungkapkan Anggota Komisi Disiplin (Komdis) PSSI Dwi Irianto kepada CNNIndonesia.com, Senin (6/11). Bahkan jumlahnya bisa lebih banyak jika Komdis tidak memundurkan jumlah sanksi ke nominal maksimal Rp100 juta.

Ia menjelaskan, seharusnya jika klub terkena sanksi melakukan pelanggaran yang sama secara berulang, jumlah sanksi yang diberikan akan ditambah setengah dari sanksi yang telah dijatuhkan sebelumnya untuk pelanggaran yang sama.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Misalnya, pelanggarannya ada flare dan pelemparan botol juga yang kami pakai sanksi tertinggi, yakni flare Rp15 juta. Kalau melakukan lagi ditambah sanksinya Rp7,5 juta jadi Rp22,5 juta sesuai pasal 65-66 juncto 144," jelas Dwi.

"Persib luar biasa (dendanya), kalau tidak kami mundurkan ke nol lagi dan dikembalikan ke Rp100 juta, sanksi yang terberat. Bisa lebih dari Rp1 miliar jumlah sanksinya," kata Dwi.
Persib Bandung terancam sanksi berat karena mundur sebelum laga lawan Persija berakhir. (Persib Bandung terancam sanksi berat karena mundur sebelum laga lawan Persija berakhir. (ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha)
Dwi menjelaskan, semua sanksi lebih banyak karena ulah suporter Persib baik di laga kandang maupun di tandang. "Di kandang saja perkiraan saya bisa lebih dari Rp1 miliar, di luar kandang ratusan juta,” sebutnya melalui sambungan telepon.

Dwi menyayangkan terjadinya kesalahan berulang yang dilakukan klub maupun suporternya. Sebenarnya, sanksi itu diberikan supaya ada rasa malu dan efek jera sehingga kesalahan yang sama tidak terulang kembali.

Dwi menyarankan, sejauh ini ada hal-hal yang belum dilakukan federasi (PSSI) untuk mengurangi pelanggaran. Di antaranya adalah sosialisasi dan pendekatan ke suporter dan panitia pelaksana (panpel) pertandingan.

Selama ini, lanjut Dwi, tidak terjadi hubungan yang baik antara manajemen klub, panpel dan suporter yang merupakan komponen penting sepak bola.

“Padahal kejadian yang melibatkan suporter dan panpel ini sering terjadi. Harusnya dibuat semacam seminar yang mendatangkan Ketua Komdis, Panpel dan perwakilan suporter untuk bisa memberikan pemahaman regulasi dengan cara pencegahan,” ungkap Dwi. (bac)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER