Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia menilai dicopotnya Indra Sjafri dari jabatan pelatih
Timnas Indonesia U-19 dilakukan PSSI pada momen yang tidak tepat.
Sesmenpora, Gatot S Dewa Broto, mengatakan pihaknya menghormati keputusan PSSI. Namun, Gatot menganggap waktu pencopotan Indra sebagai pelatih Timnas Indonesia U-19 tidak tepat. Meski begitu, Gatot berharap PSSI punya alasan kuat mencopot Indra.
“Harusnya kita lihat Indra Sjafri secara keseluruhan. Dia kan termasuk sukses di usia muda. Jika dianggap kurang berhasil, kita harus lihat sebab akibatnya,” ucap Gatot di Pusat Media Kemenpora, Rabu (22/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kenapa itu dilakukan sekarang? PSSI
kan sedang dalam sorotan, harusnya PSSI bisa cari momentum yang lebih pas,” ucap Gatot menambahkan.
 PSSI tidak memperpanjang kontrak Indra Sjafri sebagai pelatih Timnas Indonesia U-19. (CNN Indonesia/Titi Fajriyah) |
PSSI, dalam konferensi pers Selasa (21/11), memutuskan untuk mencopot Indra dari jabatan pelatih Timnas Indonesia U-19. Kontrak pelatih asal Sumatera Barat itu, yang berakhir Desember 2017, tidak diperpanjang pihak PSSI.
“Jika kemarin konon kabarnya Timnas Indonesia U-19 kemarin beda dengan yang Indra tangani sebelumnya, itu tidak ada urusannya. Poinnya adalah harus ada alasan yang jelas dari pemberhentian dia. Karena PSSI kemarin juga sempat maju-mundur mengenai keputusan perpanjangan kontrak Indra,” ucap Gatot.
 PSSI diharapkan Kemenpora bisa mendapatkan pengganti Indra Sjafri yang lebih baik. (AFP PHOTO / VISIONSTYLER PRESS / KIM DOO-HO) |
Terakhir, pihak Kemenpora berharap PSSI bisa mendapatkan pelatih pengganti yang lebih baik daripada Indra. Ada sejumlah pelatih yang dikabarkan akan menggantikan peran Indra, termasuk mantan asisten pelatih Timnas Indonesia Wolfgang Pikal.
“Kalau bisa lebih baik penggantinya, itu tidak masalah. Tapi kalau tidak, pasti menimbulkan masalah lainnya. Harapan kami pada saat PSSI menyampaikan laporan tentang Liga 1 dan 2, ada
update terakhir juga terkait laporan Timnas Indonesia,” ujar Gatot.
“Pemerintah tak mau lihat Liga 1 dan 2 saja, tapi sekarang
kan yang jadi nilai berita tinggi itu di Timnas,” ucap Gatot.
(har/jun)