Jakarta, CNN Indonesia -- Asian Para Games 2018 kurang dari setahun lagi digelar. Namun sejauh ini masih banyak hal yang belum rampung. Hal itu yang akan dilaporkan oleh Indonesia Paralympic Organizing Committee (INAPGOC) dan didiskusikan pada Coordination Committee Meeting (Corcom) di Dubai, 6-9 Desember mendatang.
Selain tuan rumah Asian Games, Indonesia juga bakal jadi tuan rumah gelaran Asian Para Games, pesta olahraga atlet difabilitas. Hingga akhir tahun 2017, sejumlah masalah masih menanti untuk diselesaikan.
Tak hanya soal dana, tapi fasilitas dan kesiapan lain yang juga berkaitan dengan anggaran. Termasuk fasilitas perkampungan atlet di Kemayoran yang belum ramah kaum difabel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mirisnya, anggaran persiapan untuk 2017 sebesar Rp86 miliar baru cair 23 November lalu juga jadi salah satu penyumbat persiapan. Gelaran Coordination Committee Meeting (Corcom), Tehnical Delegation (TD) Meeting dan Chief de Mission (CdM) Meeting pun ikut terhambat.
Corcom jilid empat itu sedianya diagendakan Agustus lalu dengan salah satu agendanya melaporkan persiapan venue dan fasilitas penunjang, perkampungan atlet. Lantaran keterbatasan waktu penggunaan anggaran dan pengaturan jadwal member Asian Paralympic Committee (APC), Corcom akan digelar bersamaan dengan APC Excutive Board Meeting di Dubai 6-9 Desember mendatang.
"Semua akan diselesaikan di Corcom di Dubai. Kami akan laporkan segala hal mulai dari venue, perkampungan atlet, hasil TD, dan permasalahan yang selama ini menghambat persiapan kami," kata Presiden INAPGOC Raja Sapta Oktohari kepada CNNIndonesia.com, Rabu (29/11).
"Di Dubai nanti kami akan laporkan semua kesiapan, mulai dari logo, kesiapan athlete village, dan semua persiapan. Di sana (Dubai) nanti kita akan bahas dan cari solusi dari setiap permasalahan," lanjutnya.
 Kawasan Gelora Bung Karno juga akan jadi venue Asian Para Games. (Foto: CNN Indonesia/Andry Novelino) |
Sebelum ke Dubai, INAPGOC akan mencoba memastikan pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PU Pera) sebagai stakeholder utama kebutuhan venue terkait renovasi perkampungan atlet agar ramah disabilitas yang menjadi hal penting dalam gelaran APG 2018.
"Apa bisa bangun lagi? Apa dananya ada? atau tidak bisa sama sekali? Semua harus mendapatkan konfirmasi," ujar Okto.
Sementara itu, terkait persiapan akomodasi dan katering selama gelaran APG 2018, INAPGOC bakal menyediakan sedikitnya 12 hotel di kawasan Jakarta.
Begitu juga dengan urusan konsumsi yang akan menyediakan 20 ribu pax makanan termasuk makanan dengan menu khusus untuk 3000 atlet difabel. Begitu juga pembagian untuk makanan halal, non-halal dan vegetarian.
"Kalau untuk atlet tentunya mendapat menu khusus, lebih sehat dan harus ada persetujuan dari ahli gizi. Kami siapkan empat menu, dari menu barat, China, Eropa dan Indonesia. Kami mau angkat juga makanan khas Indonesia seperti nasi goreng, rendang dan makanan-makanan kecil khas Indonesia," ujar Teddy R Bachtiar Divisi Akomodasi, Katering dan Perkampungan Atlet INAPGOC.
(ptr)