Soal Komentar Ketum PSSI, Presiden Madura United Ikut Bicara

Surya Sumirat | CNN Indonesia
Sabtu, 23 Des 2017 18:02 WIB
Presiden Madura United, Achsanul Qosasi, merespons pernyataan Ketua umum PSSI Edy Rahmayadi yang melarang pemain berkarier di luar negeri.
Edy Rahmayadi (tengah) siap mencoret pemain-pemain yang berkarier di luar negeri dari PSSI. (Dok. PSSI)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kritik Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Edy Rahmayadi, kepada dua pemain Timnas Indonesia Evan Dimas dan Ilham Udin mendapat respons dari pelaku sepak bola Tanah Air. Salah Satunya Presiden Madura United FC, Achsanul Qosasi, yang angkat bicara mengenai hal itu.

Dalam beberapa pekan terakhir, Edy Rahmayadi melontarkan beberapa pernyataan yang dianggap kontroversial. Hal itu tentu saja terkait dengan rencana Evan Dimas dan Ilham Udin berkarier di klub Malaysia, Selangor FA, pada musim depan.

Keinginan kedua pemain itu di mata Edy dianggap sebagai sikap 'mata duitan'. Yang terbaru, Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) itu siap mencoret pemain yang berkarier di luar negeri dari PSSI. Jika itu terjadi, pemain-pemain seperti Evan, Ilham, dan Ryuji Utomo yang bermain di Thailand League 2 tidak bisa memperkuat Timnas Indonesia.

Achsanul yang langsung membawahi pemain di Madura United tidak sepakat dengan sikap Edy Rahmayadi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sepak bola Indonesia tidak bisa diselesaikan dengan marah-marah dan ancam-ancam," kata Achsanul melalui akun Twitter.
Menurut Achsanul Qosasi (kiri), sepak bola tidak bisa diselesaikan dengan marah-marah dan mengancam.Menurut Achsanul Qosasi (kiri), sepak bola tidak bisa diselesaikan dengan marah-marah dan mengancam. (ANTARA FOTO/Rian)
Di mata anggota Badan Pemeriksa Keuangan itu, posisi pemain sepak bola sama dengan profesi lainnya. Yang bisa pergi atau berkarier di luar negeri, lalu kembali ke Indonesia ketika mendapat panggilan atau dibutuhkan.

Dia lalu mencontohkan mantan Presiden Republik Indonesia ketiga, BJ Habibie yang dipanggil pulang ke Indonesia ketika tengah dalam puncak kejayaannya di Jerman. Karena, pada periode 1973-1978, Habibie tengah menempati posisi Wakil Presiden sekaligus Direktur Teknologi di Messerschmitt-Bolkow-Blohm (MBB).

Tidak saja memiliki posisi bagus di perusahaan kedirgantaraan asal Jerman itu, tetapi Habibie juga mendapat tawaran sebagai warga negara kehormatan dari pemerintah Jerman. Namun, Habibie lebih memilih pulang ke Indonesia setelah dipanggil Presiden Soeharto ketika itu. Dan kemudian menjadi Menteri Riset dan Teknologi pada 1978.

"Pemain Bola adalah profesi. Sama dengan Pak Habibie yang bekerja di Jerman, dan kembali saat negara membutuhkan," Achsanul menuturkan. (har)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER