'Hanya Ada Satu Banding 100 Ribu Pemain Seperti Egy Maulana'

Jakarta, CNN Indonesia -- Dusan Bogdanovic selaku agen dari gelandang Timnas Indonesia Egy Maulana Vikri, punya keyakinan besar kliennya bisa bermain di kompetisi Eropa. Sebab, winger 17 tahun disebut sebagai pemain langka.

Bogdanovic menyebut jarang ada pemain Indonesia yang seperti Egy Maulana. Menurutnya, hanya satu berbanding 100.000 pemain yang punya kualitas setara Egy.

Lihat juga: Pesan Indra Sjafri yang Selalu Diingat Egy Maulana Vikri

"Egy punya talenta yang sangat luar biasa. Mungkin hanya satu di antara 100.000 pemain [yang seperti Egy]," kata Bogdanovic.

Bogdanovic menyebut Perancis menjadi pelabuhan yang tepat bagi Egy. Sebab, Republik Perancis melindungi kebebasan beragama, termasuk bagi penganut muslim.

Egy Maulana Vikri memberikan laporan usai melakoni serangkaian tes di sejumlah klub Eropa. (CNN Indonesia/Hesti Rika)

“Saya mencermati Egy yang mementingkan agama dan saya pikir mungkin pilihan terbaik untuk Egy adalah Perancis. Karena banyak orang muslim dan kemarin saya bawa Egy salat Jumat di sana. Itu sangat luar biasa,” katanya menambahkan.

Egy sudah menjalani serangkaian tes di salah satu klub Liga 1 Perancis. Namun, kepastian kontrak baru bisa diumumkan pada satu atau dua bulan mendatang.

Selain Perancis, pihak Egy sudah menjajaki kemungkinan gabung dengan klub Eropa lainnya. Mereka sudah mengunjungi Spanyol, Polandia, Portugal, dan Italia.

Egy Maulana Vikri dijuluki Lionel Messi Indonesia. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

“Apakah Egy bisa jadi pemain dunia? Itu tergantung Egy. Saya hanya bisa berjanji untuk kerja keras [mewujudkannya],” ucap Bogdanovic.

Lihat juga: Guardiola Siap Hengkang dari City Jika Gagal Raih Gelar

Bogdanovic optimistis Egy bisa berkarier di Eropa. Dengan catatan, pemain yang dijuluki Lionel Messi Indonesia tersebut harus mampu menghapus kelemahannya, terutama soal kebugaran fisik dan mental.

"Saya percaya diri dan tahu mimpi Egy bermain di luar negeri. Tapi dia harus disiplin menerapkan taktik, fisik, dan mental. Tapi ini semua dalam waktu beberapa bulan saja di Eropa bisa diatasi," tuturnya. (jun)