Jakarta, CNN Indonesia -- Pelatih
Timnas Indonesia U-19, Bima Sakti, tak begitu menggubris teriakan penonton yang menginginkan Indra Sjafri kembali menangani tim yang pernah tenar dengan nama Garuda Nusantara.
Para penonton yang kecewa dengan penampilan Rachmat Irianto dan kawan-kawan meneriakkan nama Indra Sjafri setelah timnas Jepang U-19 memimpin jauh.
Bima merespons sorakan penonton dengan harapan agar masa depan Timnas Indonesia U-19 mampu meraih prestasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Teriakan tersebut saya pikir wajar, Jose Mourinho [pelatih Manchester United] juga pernah merasakan hal yang sama. Masyrakat Indonesia ingin menang. Ini sebuah proses, semoga mendatang lebih baik," kata Bima kepada para awak media dalam konferensi pers usai pertandingan.
 Indra Sjafri menukangi Timnas Indonesia U-19 yang berlaga di kualifikasi Piala Asia. (AFP PHOTO / VISIONSTYLER PRESS / KIM DOO-HO) |
Bima menggantikan posisi Indra setelah pelatih asal Sumatera Barat itu tak lagi meneruskan jabatannya sebagai pelatih Garuda Nusantara sejak 21 November 2017. Keputusan itu diambil setelah PSSI mengadakan pertemuan dengan seluruh staf pelatih Timnas Indonesia dalam rangka evaluasi kinerja tim.
Mantan pelatih Bali United itu terakhir kali memimpin para penggawa Garuda Nusantara pada kualifikasi Piala Asia U-19 di Korea Selatan.
Pada dua laga terakhir di Stadion Paju, Korea Selatan, Egy Maulana Vikri dan kawan-kawan kalah 0-4 dari tim tuan rumah dan menyerah 1-4 dari Timnas Malaysia U-19.
Berakhirnya peran Indra Sjafri di kursi kepelatihan sebenarnya sudah diisyaratkan Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi. Edy mengibaratkan nasib Indra Sjafri sama seperti mantan pelatih Timnas Italia, Gian Piero Ventura, yang didepak dari kursi kepelatihan setelah timnya gagal ke Piala Dunia 2018.
 Bima Sakti menjadi salah satu asisten pelatih Luis Milla di Timnas Indonesia. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay) |
PSSI kemudian menunjuk Bima Sakti sebagai pengganti Indra. Selain menjadi pelatih Timnas Indonesia U-19, Bima pun masih aktif sebagai asisten pelatih Timnas Indoensia U-23.
Dalam tugasnya, Bima ditemani dua asisten pelatih Timnas Indonesia yang juga membantu Luis Milla yakni Miguel Gandia dan Eduardo Perez.
Sedangkan Indra masih dilibatkan dalam pengelolan timnas. Pelatih yang mengantar Evan Dimas dan kawan-kawan menjadi juara Asia Tenggara pada 2013 ditugaskan sebagai konseptor sekaligus pencari bakat skuat Timnas Indonesia U-19 yang diproyeksikan berlaga di Olimpiade 2024 dan Piala Dunia 2034.
Belakangan, Indra mendirikan akademi sepak bola di sejumlah wilayah untuk mencetak pemain potensial untuk memperkuat skuat Garuda kelak lewat Indra Sjafri Football Academy (ISFA). Selain itu Indra bersama dengan ustaz Yusuf Mansur terlibat dalam pembelian klub sepak bola di Indonesia.
(nva)