Jelang Bertemu Jerman, Brasil Masih Dihantui Skor 7-1

Jakarta, CNN Indonesia -- Pelatih Brasil Tite mengakui timnya masih dihantui kekalahan telak dari Jerman pada babak semifinal Piala Dunia 2014.

Brasil akan berhadapan dengan Jerman untuk kali pertama setelah pertandingan yang berlangsung di Stadion Minerao, Belo Horizonte, 8 Juli 2014.

Lihat juga: Persib Kehabisan Bensin di Babak Kedua

"Kekalahan itu memiliki arti psikologis yang besar. Tidak ada satupun yang membodohi diri sendiri tentang itu. Skor 7-1 seperti hantu, orang-orang masih membicarakannya. Semakin sering membicarakannya, semakin sedikit hantu menghilang," kata Tite seperti dikutip dari Kicker.

Di antara pemain-pemain yang dibawanya ke Jerman terdapat Dani Alves, Marcelo, Paulinho, Fernandinho, dan Willian yang merasakan kekalahan pahit tersebut secara langsung.

Timnas Brasil mengalami kekalahan menyakitkan dari Jerman pada semifinal Piala Dunia 2014. (AFP PHOTO / PEDRO UGARTE)

Sementara Thiago Silva yang waktu itu juga menjadi bagian di timnas Brasil tidak berada di lapangan karena mendapat hukuman kartu merah.

"Saya menyaksikan pertandingan di rumah di Sao Paulo bersama istri saya dan setelah gol ketiga terjadi, dia mulai menangis. Itu menjadi inspirasi bagi Jerman, setiap tembakan menjadi gol. Hal tersebut bahkan tidak terjadi di sebuah gim video," ucap Tite.

"Luka itu masih terbuka dan pertandingan di Berlin adalah proses untuk menutupnya," sambung pelatih yang memiliki pengalaman bersama banyak klub tenar di Brasil seperti Corinthians, Internacional, dan Gremio.

Sama seperti pertandingan bersejarah tersebut, kali ini Brasil juga tidak akan diperkuat Neymar yang mengalami cedera.

Lihat juga: Kebobolan di Menit Akhir, Persib Diimbangi PS TIRA

Pelatih yang menggantikan Carlos Dunga di kursi kepelatihan timnas Brasil setelah Copa America Centenario 2016 berharap anak asuhnya dapat tampil solid dan bermain dengan kepercayaan diri.

Terlepas dari keinginan membalas kekalahan, Tite mengakui Jerman sebagai salah satu tim terbaik yang difavoritkan menjadi juara dunia. (nva)