Jakarta, CNN Indonesia -- Pekan ini menandai 22 tahun peristiwa transfer kontroversial
Indriyanto Nugroho dari Arseto Solo ke Pelita Jaya. Indriyanto direkrut Pelita Jaya dengan transfer besar Rp100 hingga membuatnya dijuluki Mister Cepek.
Pada 29 Maret 1996, sepak bola Indonesia dikejutkan dengan transfer Indriyanto. Transfer tersebut menjadi kontroversial karena Pelita Jaya hanya mengeluarkan uang Rp100 untuk mendapatkan Indriyanto dari Arseto Solo.
Angka tersebut merupakan nilai transfer paling murah di sepak bola Indonesia. Terlebih jika dibandingkan dengan nilai transfer saat ini yang kabarnya mencapai miliaran rupiah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam peristiwa yang terjadi pada 1996 itu, Indriyanto baru 20 tahun. Ketika itu, pemain asal Solo tersebut baru saja menyelesaikan proyek Primavera dari
PSSI yang dimodali pengusaha Nirwan Bakrie.
Indriyanto muda berasal dari Diklat Arseto Solo, lalu terpilih mengikuti seleksi PSSI Primavera. Akhirnya, Indriyanto menjadi salah satu dari 24 nama yang berlatih di Italia.
Setelah dua tahun berlatih di Italia bersama Primavera, Indriyanto dan PSSI Primavera kembali ke Indonesia. Namun, keinginannya meniti karier di Liga Indonesia tidak berjalan mulus.
 Indriyanto Nugroho masuk proyek PSSI Primavera setelah tampil di Arseto Solo. (Screenshot via instagram (@@nu9rohoindriyanto)) |
Indriyanto menjadi rebutan antara Arseto Solo dan Pelita Jaya. Arseto mengklaim telah membesarkan Indriyanto, sementara Pelita Jaya yang juga berada di bawah kendali Nirwan merasa telah melakukan hal serupa.
Perselisihan itu akhirnya selesai tepatnya pada 29 Maret 1996. Dengan kesimpulan Arseto bersedia melepas Indriyanto asalkan Pelita Jaya membayar nilai transfer Rp100.
Karier Indriyanto di Pelita Jaya lumayan panjang, bertahan selama enam tahun meskipun tidak pernah mencicipi gelar juara. Selepas dari Pelita Jaya, Nunung, sapaan akrab Indriyanto lalu pindah ke Persijatim.
 Indriyanto Nugroho pernah menjadi rebutan antara Arseto Solo dan Pelita Jaya. (Repro Dok. Pribadi Indriyanto Nugroho) |
Indriyanto hanya bertahan semusim di klub Persijatim, hingga akhirnya pindah ke PSIS Semarang hingga 2007.
Klub-klub seperti Persik Kediri, Persih Tembilahan, Persekaba Blora pernah dicicipinya, sampai akhirnya Indriyanto mengakhiri karier di Persepam Madura United. Sebelum ke Madura United, Indriyanto sempat kembali ke Mahesa Jenar.
Kini setelah gantung sepatu sebagai pemain pada 2013, Indriyanto yang pernah memperkuat
Timnas Indonesia SEA Games 1995 dan Piala Asia 1996 mulai menekuni profesi sebagai pelatih di SSB Kabomania dan Kabomania FC.
Indriyanto tidak merasa gengsi untuk membina usia muda di level SSB meski memiliki lisensi pelatih B AFC. Dia menikmati perannya saat ini dan bertekad untuk mengembangkan talenta pesepakbola Indonesia.
(sry)