Bangkok, CNN Indonesia -- Angin di Impact Arena, Bangkok, menjadi salah satu kendala yang harus dihadapi pemain-pemain Indonesia dalam menjalani pertandingan di
Piala Thomas 2018.
Indonesia dipastikan gagal meraih gelar juara di perebutan Piala Thomas Uber 2018. Tim Uber kalah di perempat final, dan tim Thomas terhenti di semifinal.
Faktor non-teknis di lapangan menghambat para pemain Indonesia mengeluarkan permainan terbaik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemain-pemain pelatnas PBSI Cipayung mengaku terganggu dengan kondisi angin di Impact Arena.
Marcus Fernaldi Gideon dan Kevin Sanjaya Sukamuljo yang menjadi satu-satunya penyumbang poin di semifinal mengaku kaget dengan kondisi angin yang sulit diprediksi.
 Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo merasa angin memainkan peranan besar dalam setiap pertandingan Piala Thomas 2018. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari) |
"Di gim pertama kami cukup kaget dengan kondisi angin yang lebih kencang dibandingkan kemarin [perempat final]. Kami menang angin cukup banyak banget sehingga kami kaget."
"Tak bisa mengontrol di set pertama [karena menang angin terlalu kencang]. Di set kedua kami kalah angin dan lebih enak. Di set ketiga awal-awal, kami lebih belajar dari set pertama," ujar Kevin.
Komplain Kevin mengenai angin yang mempengaruhi laju kok juga dituturkan Marcus.
"Anginnya kencang banget jadi seperti menahan begitu sehingga service-nya harus agak dikencangkan lagi. Kondisi angin beda sekali dibandingkan kemarin, ini kencang banget."
"[Bola] dipukul sedikit langsung melaju kencang sehingga out jauh," Marcus menambahkan.
Senada dengan Marcus dan Kevin, Jonatan Christie yang mengalami dua kekalahan dari tiga kali tampil di Piala Thomas juga merasa angin membuat penampilannya tidak maksimal.
"Lagi-lagi ada kendala nonteknis dari kondisi angin cukup membuat saya harus lebih matang lagi karena kalau kondisi angin seperti itu [kencang] tidak semuanya dari tenaga gimana caranya penggunaan stroke [adu pukulan] dan penempatan stroke, itu yang benar-benar hilang di set kedua," ujar Jonatan usai kalah dari Shi Yu Qi di semifinal.
"Set pertama saya memang kalah angin, saya bisa mengontrol dia, buat dia lari dan menguras tenaga dia. Di set kedua, dia pun berpikir sama seperti di set pertama. Dia tipe pemain yang menguasai permainan reli, sama seperti saya, tunggu kesempatan baru mematikan bola," sambungnya.
(nva/sry)