Jakarta, CNN Indonesia -- Laga Grup C antara
Denmark vs
Prancis di Stadion Luzhniki, Moskow, Selasa (26/6), resmi menjadi pertandingan paling membosankan di
Piala Dunia 2018 sejauh ini. Keberadaaan timnas Argentina di Grup D turut berperan.
Denmark vs Prancis berakhir imbang tanpa gol. Hasil laga di Stadion Luzhniki itu menjadi pertandingan pertama di Piala Dunia 2018 yang berakhir dengan skor kacamata, setelah 38 laga berlalu.
Tanda-tanda pertandingan Denmark vs Prancis akan membosankan sudah muncul sejak awal pertandingan. Berawal dari keputusan pelatih Didier Deschamps untuk menurunkan sebagian pemain pelapis, hingga minimnya peluang di babak pertama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Deschamps mencadangkan enam pemain kunci yang digunakannya di dua laga awal melawan Australia dan Peru. Mereka adalah Kylian Mbappe, Blaise Matuidi, Paul Pogba, Benjamin Pavard, Samuel Umtiti dan kiper Hugo Lloris.
 Antoine Griezmann tidak pernah benar-benar mengancam gawang Denmark. (REUTERS/Maxim Shemetov) |
Keputusan untuk menggunakan sejumlah pemain pelapis sebenarnya tidak terlalu berpengaruh. Prancis yang di atas kertas lebih diunggulkan, tetap mendominasi permainan melawan Denmark. Beberapa peluang diciptakan di babak pertama, tapi Les Bleus tidak pernah benar-benar mengancam gawang Denmark.
Fase pertama yang membuat Denmark vs Prancis mulai membosankan terjadi setelah pada saat bersamaan di pertandingan lainnya Grup C di Stadion Fisht, Peru berhasil unggul 1-0 atas Australia pada menit ke-18. Saat itu pula Denmark sedikit mengendurkan tekanan.
Denmark yang bersaing dengan Australia untuk menjadi runner-up Grup C, terlihat hanya menunggu di lini belakang. Denmark menumpuk hampir seluruh pemain di wilayah sendiri dan sesekali menyerang lewat serangan balik.
[Gambas:Video CNN]Fase kedua Denmark vs Prancis semakin membosankan mulai terjadi di awal babak kedua. Denmark semakin terlihat tidak niat untuk keluar menyerang setelah Peru unggul 2-0 atas Australia lewat gol Paolo Guerrero pada menit ke-50.
Skor 2-0 untuk Peru di laga melawan Australia membuat Denmark vs Prancis semakin membosankan. Baik Denmark vs Prancis sepertinya sadar hasil di Stadion Fisht sudah cukup membuat keduanya lolos ke babak 16 besar.
Di momen ini pula Argentina ikut berperan membuat laga Denmark vs Prancis jadi membosankan. Kenapa Argentina berperan? Hal itu dikarenakan tim Tango kemungkinan besar akan menjadi
runner-up Grup D dan akan bertemu dengan juara Grup C di babak 16 besar.
Denmark dan Prancis seakan-akan tidak mau mencetak gol di laga ini demi tidak menjadi juara Grup C dan terhindar dari Argentina di babak 16 besar. Kondisi itu pun tercermin dari permainan di atas lapangan.
 Denmark hanya melakukan satu shot on target ke gawang Prancis. (REUTERS/Carl Recine) |
Di kubu Prancis, kuartet Olivier Giroud, Thomas Lemar, Ousmane Demble dan Antoine Griezmann terlihat tidak mampu menyetel hingga laga berakhir. Setiap mendapatkan bola keempat pemain itu selalu memaksakan diri, baik melakukan tendangan dari luar kotak penalti atau melakukan drive ke kotak penalti.
Alhasil setiap serangan yang dilakukan Prancis selalu mampu dipatahkan Denmark tanpa harus susah payah.
Usaha Deschamps untuk memainkan Mbappe dan Nabil Fekir juga tidak membuahkan hasil. Prancis tetap bermain tidak sebagai unit dan egois. Usaha Prancis melakukan 22 umpan silang juga tidak membuahkan hasil karena Giroud terlihat sedikit malas-malasan di dalam kotak penalti.
Total Prancis hanya mampu melakukan empat
shot on target dari 11 usaha tembakan ke gawang. Itupun tidak pernah benar-benar mengancam gawang Denmark. Catatan statistik yang lebih buruk dimiliki Denmark yang hanya memiliki satu
shot on target ke gawang Prancis.
Denmark yang begitu ngotot saat melawan Peru dan Australia, terlihat tidak ingin menjadi juara grup dan bertemu Argentina di babak 16 besar.
Sangat disayangkan dalam pertandingan sebesar Piala Dunia 2018 ada tim yang terlihat enggan meraih kemenangan hanya untuk menghindari tim lainnya. Sebuah hasil yang membosankan sekaligus mengecewakan.
(jun)