Jakarta, CNN Indonesia -- Timnas Argentina berhasil lolos ke babak 16 besar Piala Dunia 2018. Namun mereka datang dengan kondisi penuh luka dan compang-camping.
Timnas Argentina mampu lolos dari lubang jarum saat mereka dituntut untuk menang lawan Nigeria. Albiceleste kembali membuat perubahan di komposisi tim. Ever Banega kembali ke tim inti sedangkan Gonzalo Higuain dipercaya menjadi ujung tombak, ditemani Lionel Messi dan Angel Di Maria.
Dalam duel ketat lawan Nigeria, Messi dan kawan-kawan mampu menunjukkan mereka siap mengemban tugas berat tersebut di awal laga. Permainan Argentina terbilang bagus dan sukses menekan Nigeria sejak awal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
 Gol cepat Lionel Messi sempat mengangkat performa Argentina di babak pertama. (Foto: REUTERS/Henry Romero) |
Gol cepat Argentina di menit ke-14 adalah buah dari tekanan-tekanan yang gencar dilancarkan begitu peluit tanda pertandingan dimulai dibunyikan. Lionel Messi menunjukkan kualitasnya sebagai
finisher sejati. Messi mengontrol bola dengan baik dan melepaskan tembakan kaki kanan yang meluncur deras ke pojok kanan gawang Nigeria.
Gol di awal laga ini adalah kunci keberhasilan Argentina menarik potensi maksimal dari level permainan mereka di menit-menit berikutnya. Ada beberapa peluang yang didapat Argentina di sisa waktu babak pertama. Peluang terbaik tentu saja saat tendangan bebas Lionel Messi membentur tiang di menit ke-34.
Kerugian Argentina adalah mereka tidak mendapatkan gol kedua di babak pertama, saat Nigeria tidak bisa lepas dari tekanan Argentina dan tak mampu mengembangkan permainan.
Blunder di Awal Babak KeduaSaat Argentina coba untuk melanjutkan permainan bagus di babak pertama, pemain Argentina justru kembali menunjukkan blunder. Untuk kali ini, sosok tersebut adalah Javier Mascherano.
Mascherano membuat Argentina terkena hukuman penalti karena menarik Leon Balogun di kotak terlarang. Pelanggaran ini jelas blunder karena Balogun tidak dalam posisi membahayakan dan menunjukkan ketidakdisiplinan Mascherano saat mengawal lawan.
 Lini pertahanan Argentina harus lebih disiplin dan tak membuat blunder. (Foto: REUTERS/Henry Romero) |
Victor Moses sukses melaksanakan tugas sebagai eksekutor dan sejak saat itu alur permainan kembali berubah. Nigeria mulai mendapatkan kembali kepercayaan diri mereka.
Kecepatan-kecepatan Nigeria mulai mengancam Argentina. Mereka punya beberapa peluang bagus untuk menghukum Argentina. Beruntung bagi Argentina, penyelesaian akhir Nigeria tidak seimpresif Kroasia.
Peluang terbaik Nigeria adalah saat Odion Ighalo mendapat bola di kotak penalti. Beruntung tembakan Ighalo melebar dari sasaran. Keberuntungan juga masih memayungi Argentina karena wasit Cuneyt Cakir tak menganggap Marcos Rojo melakukan handball beberapa saat sebelumnya setelah ia melihat tayangan VAR.
 Gonzalo Higuain setidaknya dua kali membuang peluang emas untuk mencetak gol. (Foto: REUTERS/Toru Hanai) |
Meski terhindar dari gol kedua Nigeria, Argentina juga tak menunjukkan karakter sebagai tim yang butuh gol di sisa laga. Tak ada permainan menekan total dari Argentina. Messi dikunci oleh pemain-pemain Nigeria. Saat Messi tidak menguasai bola, pemain-pemain Nigeria tetap setia menempel dirinya.
Gonzalo Higuain juga nyaris jadi kambing hitam karena gagal menunjukkan penyelesaian akhir seperti yang ia tampilkan di Juventus saat menyambut umpan silang Rojo. Padahal, peluang Higuain adalah peluang terbaik di masa krisis Argentina.
Pada akhirnya, di tengah situasi terjepit, Rojo mampu keluar sebagai penyelamat Argentina. Rojo bisa melepaskan tembakan voli meneruskan umpan Gabriel Mercado. Skor 2-1 bertahan hingga akhir pertandigan.
Skor 2-1 sendiri bukan jadi satu-satunya faktor yang membuat tiket 16 besar ada di tangan Argentina. Kengototan dan kemenangan Kroasia atas Islandia juga turut jadi penentu berlanjutnya perjalanan Argentina di Piala Dunia 2018.
Hindari Tangis di Hadapan PrancisLolos sebagai runner up grup D, timnas Argentina harus menerima kenyataan bakal berjumpa Prancis di babak 16 besar. Seperti halnya Argentina, Prancis adalah salah satu tim favorit juara di turnamen ini.
Bila Prancis sudah memastikan tiket 16 besar usai laga kedua, maka Argentina harus berdarah-darah dan penuh luka untuk bisa sampai ke 16 besar. Argentina lolos lewat perjuangan berat dan harus berjalan di ambang batas hidup-mati.
Banyak kelemahan yang tergambar dari perjalanan Argentina. Mulai dari blunder yang akrab menemani dari laga pertama hingga ketiga, sampai ketergantungan pada Lionel Messi di waktu krisis.
 Marcos Rojo mampu membuat Argentina melanjutkan perjalanan mereka di Piala Dunia 2018. (Foto: REUTERS/Lee Smith) |
Satu hal lain yang pasti adalah Argentina tidak pernah bisa tampil konsisten selama 90 menit. Setiap mereka kebobolan, mental pemain-pemain Argentina menjadi drop dan kendali permainan lepas dari genggaman mereka.
Prancis sendiri sejatinya juga tidak terlalu superior di babak penyisihan. Mereka kesulitan dan hanya meraih kemenangan tipis atas Australia dan Peru. Di laga terakhir lawan Denmark, Prancis justru menyajikan permainan yang monoton dan tak bergairah.
Argentina boleh merasakan ketegangan ketika perjalanan mempertemukan mereka dengan Prancis, namun Les Bleus pastinya juga merasakan hal yang sama.
Bila Albiceleste bisa menampilkan skema permainan seperti di babak pertama kontra Nigeria, maka magis Messi yang justru akan bisa menghadirkan tangis di kubu Prancis.
(jun)