Jakarta, CNN Indonesia -- Kemenangan
timnas Inggris atas
Kolombia di babak 16 besar
Piala Dunia 2018 memberikan kepercayaan diri lebih besar kepada skuat
The Three Lions. Sebab, mereka punya sejarah buruk dalam adu penalti.
Kapten timnas Inggris Harry Kane tanpa ragu mengakui bahwa skuat timnas Inggris selalu dihantui oleh bayang-bayang kegagalan dalam adu penalti.
"Ini malam yang besar bagi semua orang. Jelas, kita tahu bahwa Inggris punya riwayat adu penalti yang tak luar biasa. Hal yang bagus bisa memenangkan salah satunya," ujar penyerang timnas Inggris Harry Kane, dikutip dari situs resmi FIFA.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Inggris sebelumnya mengalahkan Kolombia melalui babak adu penalti dalam laga di Stadion Spartak, Rabu (4/7) dini hari WIB. Usai skor imbang 1-1 hingga 120 menit, Inggris menang 4-3 di babak adu tendangan 12 pas.
Kiper timnas Inggris Jordan Pickford sukses memblok tendangan Carlos Bacca, sementara tendangan Mateus Uribe membentur mistar gawang. Alhasil, Inggris menang dengan skor 4-3.
 Kiper timnas Inggris Jordan Pickford menggagalkan tendangan penalti Carlos Bacca. ( REUTERS/Christian Hartmann) |
Inggris yang merupakan juara dunia 1966, dikenal erat dengan "kutukan adu penalti" karena gagal dalam sejumlah kesempatan pada fase gugur Piala Dunia.
Dalam tiga kali adu penalti dalam tiga edisi Piala Dunia, yakni Piala Dunia 1990, 1998 dan 2006, Inggris selalu gagal.
Bagi Kane, kemenangan ini memberikan kepercayaan diri yang besar kepada timnya. Namun, ia tak mau larut dengan kemenangan dan segera berkonsentrasi untuk laga perempat final.
"[Kemenangan] ini memberi kami kepercayaan yang lebih dari sebelumnya dan membuat para pendukung pulang ke rumah dengan kepercayaan lebih dari sebelumnya, dan kami hanya menatap ke depan untuk [pertandingan] berikutnya,"tutur Kane.
Pada pertandingan itu, Kane diganjar sebagai pemain terbaik atau
Man of the Match. Namun, striker Tottenham Hotspur ini tetap menyebut kerja tim sebagai kunci kemenangannya.
"Saya sangat bangga [dengan gelar
Man of the Match]. Kami sangat tak beruntung kebobolan di menit akhir. Ini menunjukkan kebersamaan dan karakter kami. Di momen inilah Anda akan benar-benar melihat hal tersebut," aku dia.
Pelatih timnas Kolombia Jose Pekermen menyebut timnya sudah memperlihatkan perlawanan yang berani dalam pertandingan yang sangat ketat itu. Pada akhirnya, kemenangan harus ditentukan dengan adu penalti.
 Pemain timnas Kolombia Yerry Mina mencetak gol ke gawang Inggris di menit akhir. ( REUTERS/Maxim Shemetov) |
"Kami adalah skuat yang berani. Kami tak pernah melempar handuk saat berhadapan dengan musuh. Kami punya sikap dan pemikiran yang benar," ucapnya.
"Seperti semua tim di sini, kami memiliki ambisi untuk memenangkannya. Kami mengusahakan semua hal yang mungkin dilakukan untuk membuat kemajuan. [Piala Dunia] ini sangat intens, sangat kompetitif. Kedua belah pihak sudah membuktikan soal pentingnya pertandingan ini," tutur Pekerman.
Pada Piala Dunia 1990, timnas Inggris yang melangkah sampai babak semifinal harus melalui babak adu penalti usai imbang 1-1 melawan Jerman Barat. Sayangnya,
The Three Lions kalah 3-4 pada babak adu tos-tosan.
Saat Piala Dunia 1998 digelar Prancis, timnas Inggris harus bermain imbang 2-2 dengan timnas Argentina di babak 16 besar.
 Timnas Inggris bersuka ria, sementara timnas Kolombia tertunduk lesu usai adu penalti di babak 16 besar Piala Dunia 2018. ( REUTERS/Christian Hartmann) |
Saat adu penalti, Inggris lagi-lagi kalah dengan skor 3-4 atas Argentina. Pertandingan ini juga dikenang dengan perseteruan David Beckham dan Diego Simeono yang menyebabkan diusirnya bintang asal Machester United itu.
Pada babak 16 besar Piala Dunia 2006, timnas Inggris berhadapan dengan Portugal. Skor sama kuat tanpa gol hingga babak akhir. Pada babak adu penalti, Luis Figo dan kawan-kawan mengirim pulang Inggris.
(ptr)