Jakarta, CNN Indonesia -- Gelandang anyar klub divisi dua Liga Prancis Grenoble Foot 38, Ryan Sanusi, memiliki nama yang akrab di telinga warga Indonesia.
Gelandang 26 tahun tersebut baru direkrut Grenoble setelah kontraknya habis di Sparta Rotterdam. Dilansir dari situs resmi Ligue 2, Sanusi menandatangani kontrak berdurasi dua musim.
Sanusi memang tak masuk dalam jajaran pemain top, tapi namanya tengah menjadi pembicaraan di media sosial. Banyak netizen atau warganet menanyakan asal-usul si pemain yang namanya tak asing di Indonesia.
Merujuk dari Wikipedia, Sanusi lahir di Borgerhout, Belgia pada 5 Januari 1992. Ia ternyata tak punya garis keturunan Indonesia karena ayahnya berasal dari Nigeria dan sang ibunda adalah warga negara Belgia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sanusi sendiri tercatat pernah membela klub Liga Belanda, Willem II sejak 2011. Namun, kariernya tak berjalan mulus dan harus menjalani masa peminjaman ke FC Osse.
Karier Sanusi mulai menanjak setelah gabung dengan klub Eredivisie Sparta Rotterdam mulai 2015. Transfermarkt mencatat Sanusi telah mengemas delapan gol dan 11 assist dari total 97 penampilan bersama Rotterdam.
Kini, Sanusi menatap karier baru bersama klub kasta kedua Liga Prancis bersama Grenoble.
Yang pasti, Sanusi bukan pesepak bola berdarah Indonesia seperti halnya Irfan Bachdim yang lahir di Belanda namun sang ayah adalah warga negara Indonesia. Bachdim akhirnya memilih warga negara Indonesia ketika usia 17 tahun.
Berbeda dengan Stefano Lilipaly. Meski ayahnya Indonesia, namun Lilipaly sempat terdaftar sebagai warga negara Belanda sehingga harus dinaturalisasi sebagai WNI agar bisa membela timnas Indonesia.
(bac)