ANALISIS

Semangat Nostalgia Zidane Kembali Sambangi Real Madrid

CNN Indonesia
Selasa, 12 Mar 2019 08:39 WIB
Setelah 248 hari, Zinedine Zidane kembali ke Santiago Bernabeu sebagai pelatih. Sang maestro kini resmi menjalani misi ketiga bersama Real Madrid.
Zinedine Zidane kembali menangani Real Madrid. (REUTERS/Susana Vera)
Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah 248 hari, Zinedine Zidane kembali ke Santiago Bernabeu sebagai pelatih. Sang maestro kini resmi menjalani misi ketiga bersama Real Madrid.

Ibu kota Spanyol adalah tempat yang menghadirkan banyak cerita bagi salah satu legenda sepak bola asal Perancis itu. Enam gelar yang direngkuh ketika berkostum Los Blancos dan memutuskan gantung sepatu di klub raksasa adalah memori bagi Zidane yang ketika itu masih menjadi pemain.

Berselang hampir sepuluh tahun, sosok peraih Ballon d'Or 1998 itu kembali ke Madrid dan mengantar El Real masuk ke dalam sebuah kejayaan baru. Sembilan gelar selama tiga tahun menjadi penanda keberadaan Zidane menduduki kursi pelatih.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tiga gelar Liga Champions yang diraih secara beruntun sejak 2016 hingga 2018 menjadi catatan prestisius pendongkrak nama Madrid sebagai klub penguasa Eropa.

Selain itu musim 2016/2017 menjadi gengsi tersendiri karena beragam gelar yang diraih Madrid, termasuk merusak dominasi Barcelona di La Liga. Setelah kali terakhir menjadi juara pada musim 2011/2012, baru lima tahun kemudian Madrid menjadi raja di negara sendiri.

Semangat Nostalgia Zidane Kembali Sambangi Real MadridZinedine Zidane (kiri) menjadi salah satu anggota Los Galacticos di Real Madrid pada awal 2000-an. (AFP PHOTO/ Javier SORIANO)
Selepas Zidane mengumumkan pengunduran diri, Madrid merekrut Julen Lopetegui. Enam kali menang, dua kali seri, dan enam kekalahan dari 14 laga adalah rapor Lopetegui yang diberhentikan pada Oktober 2019.

Dibanding Lopetegui, sang penerus Santiago Solari memiliki catatan menang kalah yang lebih baik, hanya delapan kali kalah dari 32 pertandingan. Tetapi bersama sosok asal Argentina itu Madrid tertinggal dalam perburuan gelar La Liga dan terlempar dari persaingan gelar Copa del Rey serta Liga Champions. Kejuaraan yang disebut terakhir tentu menjadi 'dosa' tersendiri setelah era kegemilangan bersama Zidane.

Harapan kembali ke masa kejayaan bersama Zidane bisa menjadi salah satu alasan manajemen klub menarik kembali pria yang pernah mengenakan kostum bernomor punggung 5 di Madrid itu.

Semangat Nostalgia Zidane Kembali Sambangi Real MadridZinedine Zidane meraih tiga gelar Liga Champions ketika menjadi pelatih di Real Madrid. (REUTERS/Stringer)
Gelar bergengsi yang pernah diraih menjadi garansi bagi Zidane ketimbang Jose Mourinho yang juga sempat digadang-gadang akan kembali ke Madrid.

Selain alasan prestasi, pengalaman Zidane menangani Madrid juga lebih kekinian. Mantan pemain yang pernah menjadi anggota Los Galacticos tentu sudah akrab dengan pemain-pemain yang menghuni skuat musim ini, bahkan termasuk anak-anak muda seperti Dani Ceballos, Sergio Reguillon dan Fede Valverde.

Yang berbeda dibanding masa kepelatihan Zidane sebelumnya adalah ketiadaan Cristiano Ronaldo, pilar yang dianggap menjadi kunci utama keberhasilan Madrid.

Menyisakan lebih kurang tiga bulan dan 11 laga La Liga akan menjadi pemanasan yang tepat bagi Zidane sebelum memasuki musim yang sesungguhnya pada paruh kedua 2019.

Dengan waktu yang tersisa pada musim ini Zidane bisa mengetahui kekurangan dan kelebihan tim termasuk rencana pembelian pemain pada transfer tengah tahun mendatang.

Zidane pernah sukses menuju podium bersama Madrid dalam dua kesempatan sebelumnya yang menghadirkan nostalgia indah. Namun kemungkinan sukses selalu disertai probabilitas kegagalan dalam sebuah langkah seperti Zidane yang tak pernah meraih gelar juara di ajang Copa del Rey.

Tonton juga video: Zidane Terima Risiko Latih Real Madrid yang Terpuruk
[Gambas:Video CNN]


(nva/sry)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER