ANALISIS

Kunci Liverpool Bernama Gegenpressing

CNN Indonesia
Rabu, 10 Apr 2019 05:59 WIB
Liverpool mengalahkan FC Porto 2-0 pada leg pertama perempat final Liga Champions lewat salah satu permainan tersolid mereka musim ini.
Liverpool menampilkan permainan yang meyakinkan ketika menghadapi Porto, khususnya pada babak pertama. (REUTERS/Phil Noble)
Jakarta, CNN Indonesia --
Kejam dan tanpa ampun. Liverpool mengalahkan FC Porto 2-0 pada leg pertama perempat final Liga Champions di Stadion Anfield, Rabu (10/4) dini hari WIB, lewat salah satu permainan tersolid mereka musim ini.

Gegenpressing. Ya, strategi sepak bola yang melekat dengan Juergen Klopp itu menjadi kunci kemenangan Liverpool atas Porto. Keputusan Klopp memainkan Jordan Henderson, Naby Keita, dan Fabinho berbuah manis.

Secara permainan Liverpool sebenarnya bermain sederhana. Menekan dan merebut bola secepat mungkin dan membangun serangan balik lewat sayap melalui Mohamed Salah di kanan dan Sadio Mane di kiri. Tapi, yang pantas mendapat sorotan lebih banyak adalah bagaimana Liverpool menerapkan Gegenpressing dengan sempurna.

Meski Porto memiliki dua shot on target di babak kedua, tapi tidak ada sedetik pun di mana tim tamu tidak merasakan tekanan saat melakukan penguasaan bola. Bahkan Liverpool bermain cukup tinggi hingga ke lini pertahanan Porto untuk melakukan tekanan saat tidak menguasai bola.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Permainan Henderson di kanan, Fabinho di tengah, dan Keita yang menampilkan salah satu penampilan terbaiknya untuk Liverpool musim ini di sisi kiri, membuat dominasi The Reds di lini tengah sangat terlihat.

Kunci Liverpool Bernama GegenpressingJuergen Klopp menampilkan permainan khas yang kerap dipertontonkan klub yang diasuhnya ketika Liverpool menghadapi Porto. (Action Images via Reuters/Carl Recine)
Henderson dan Keita dibiarkan Klopp untuk memburu bola, sementara Fabinho menjadi pertahanan ekstra di depan Virgil van Dijk dan Dejan Lovren ketika kedua fullback Trent Alexander-Arnold serta James Milner naik membantu serangan.

Alhasil Porto tidak leluasa mendapat ruang dan waktu untuk menciptakan gol. Laga berjalan lima menit Keita sudah mampu membawa Liverpool unggul. Sedikit berbau keberuntungan setelah tendangannya berubah arah setelah mengenai salah satu pemain Porto dan mengecoh Iker Casillas di bawah mistar gawang Porto.

Roberto Firmino kemudian menggandakan keunggulan Liverpool pada menit ke-26 dan membuat tuan rumah unggul 2-0 di babak pertama. Liverpool seharusnya bisa mencetak lebih dari dua gol, tapi sejumlah peluang emas, termasuk peluang Salah, gagal membuahkan gol.

Di babak kedua tekanan Liverpool terlihat berkurang hingga akhirnya gagal mencetak gol tambahan. Henderson beberapa kali terlihat membuat gestur pemberi semangat agar tekanan para pemain Liverpool tidak mengendur. Henderson juga beberapa kali menegur lini depan The Reds untuk bermain lebih efisien ketika mendapatkan peluang.

Kunci Liverpool Bernama GegenpressingLiverpool tampil kurang maksimal pada babak kedua. (REUTERS/Phil Noble)
Serangan Porto di babak kedua juga tidak terlalu sporadis. Ditambah transisi permainan Liverpool yang cukup apik, praktis gawang Alisson Becker tidak mendapat banyak ancaman. Duet Van Dijk-Lovren juga bermain taktis dan text book.

Ketika Porto mendapat peluang lewat serangan balik, Van Dijk dan Lovren bermain tenang dan tidak mengambil risiko. Alhasil Moussa Marega, Alex Telles, dan Francisco Soares kesulitan membongkar pertahanan Liverpool. Finalis Liga Champions musim lalu tidak pernah panik ketika mendapatkan tekanan.

Pun jika Porto mendapatkan peluang emas, kiper Alisson Becker membuat suporter tenang lewat permainan menawan. Paket penampilan tersebut membuat Liverpool terlihat solid di leg pertama ini.

Kunci Liverpool Bernama Gegenpressing
Total Liverpool memiliki 58 persen penguasaan bola dan akurasi umpan yang jauh lebih baik daripada Porto (67 persen), yakni 82 persen. Sebuah penampilan yang seharusnya menyenangkan Klopp, meski Liverpool seharusnya bisa lebih baik lagi dalam hal penyelesaian akhir.

Penampilan Liverpool di babak kedua jelas sebuah anti-klimaks. Tidak tampak koneksi permainan yang apik di lini depan. Salah dan Mane terlihat bermain sedikit egois demi mencatatkan nama di papan skor.
Namun, Klopp tentunya akan menerima keunggulan 2-0 atas Porto dengan tangan terbuka. Klopp tinggal harus memastikan kesalahan-kesalahan di leg pertama ini tidak terulang di markas Porto pada leg kedua pekan depan.

Keunggulan 2-0 di leg pertama jelas menjadi modal cukup berharga bagi Liverpool. Namun, yang perlu diingat Liverpool adalah Porto mampu bangkit di babak 16 besar setelah kalah dari AS Roma di leg pertama.
(har/nva)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER