Jakarta, CNN Indonesia -- Ketika penggemar
NBA mengaku belum siap kehilangan Michael Jordan yang memasuki masa pensiun, ternyata sang pengganti sudah muncul dalam kehadiran
Kobe Bryant. Bryant meninggal dunia pada Minggu (26/1) waktu setempat dan meninggalkan jejak emas dalam kariernya.
Pada usia 17 tahun, Bryant masuk ke aftar draft NBA. Bryant membuat langkah besar karena langsung memutuskan masuk NBA tanpa jalur NCAA yang umum biasa dilakukan pebasket di Amerika Serikat.
Keputusan Lakers untuk merekrut Bryant ternyata terbukti tepat. Meski berusia muda dan terbilang masih hijau, Bryant sukses menunjukkan potensi besar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di musim keduanya, ia sudah mampu mencatat 15,4 poin per gim. Lakers yang tak bisa berbicara banyak di era kejayaan Jordan dan Bulls pun kemudian menjelma jadi tim yang paling siap menjadi penguasa NBA setelah era Bulls berakhir.
Dengan kolaborasi bersama Shaquille O'Neal yang juga datang ke Lakers di musim 1996/1997, Lakers menjelma jadi tim kuat.
 Duet Kobe Bryant-Shaquille O'Neal membuat LA Lakers dominan. (VINCE BUCCI / AFP) |
Bukti nyata kehebatan duet Bryant-O'Neal adalah
three-peat alias tiga gelar beruntun yang didapat Lakers dari musim 1999/2000, 2000/2001, dan 2001/2002.
Bryant yang pada awalnya dianggap sebagai suksesor Jordan akhirnya bisa dikenal dengan nama besarnya sendiri tanpa embel-embel sebagai 'Jordan berikutnya'.
Setelah duet Bryant-O'Neal pecah, Bryant sempat dianggap tidak akan mampu lagi membawa Lakers juara. Gelar juara yang didapat Lakers sebelumnya dianggap lebih karena faktor kehadiran O'Neal.
Bryant sukses membungkam kritik tersebut dengan catatan dua gelar beruntun di musim 2008/2009 dan 2009/2010. Dalam dua musim tersebut, Bryant berhasil memimpin Lakers mengalahkan Orlando Magic dan Boston Celtics.
Bryant adalah ikon NBA di era 2000-an. Ia adalah sosok yang kemudian jadi panutan banyak pemain-pemain muda di NBA.
 Kobe Bryant tak kesulitan untuk menjelma jadi bintang LA Lakers. (STAN HONDA / AFP) |
Setia di LakersSepanjang kariernya, Bryant tidak pernah meninggalkan LA Lakers. Bryant setia dengan tim tersebut dengan berbagai kondisi yang dialami.
Bryant mengakhiri kariernya di NBA pada musim 2015/2016. Sepanjang kariernya, Bryant berhasil mencetak 33.643 poin.
Catatan ini membuat Bryant melampaui rekor poin Jordan, pemain yang sering dibandingkan dengan dirinya sejak ia tampil ke NBA.
Dengan catatan 20 musim bersama Lakers, Bryant menjadi pemain yang paling loyal di NBA bersama sebuah klub.
Bryant total meraih lima gelar NBA, dua MVP final NBA, satu MVP NBA, dan masuk dalam 18 kali NBA All Star Game plus empat raihan MVP NBA All Star Game.
Bryant melengkapi catatan spektakuler tersebut dengan torehan gelar-gelar lain seperti juara Slam Dunk Contest 1997 dan dua kali pencetak poin terbanyak pada musim 2006 dan 2007.
Selamat Jalan, Kobe Bryant!
(ptr)